Laba Sampoerna Agro Turun Akibat Anjloknya Harga CPO

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 08:02 WIB
Penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 13 persen dari Rp 8.528 per kg di sembilan bulan pertama 2014 menjadi Rp 7.402 per kg di periode yang sama 2015.
Pekerja melakukan bongkar muat kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak kelapa sawit Crude palem Oil (CPO) dan kernel di pabrik kelapa sawit Kertajaya, Malingping, Banten, Selasa (19/6). (detikFoto/Jhoni Hutapea)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk mengalami kontraksi kinerja dalam sembilan bulan pertama tahun ini karena jebloknya harga komoditas CPO (minyak kelapa sawit mentah).

“Laba bersih di sembilan bulan pertama 2015 mencapai Rp 195 milyar, atau turun 37 persen dibandingkan periode yang sama 2014. Sebagai catatan, angka ini sudah jauh lebih baik dibandingkan awal tahun dimana laba bersih turun 70 persen di tiga bulan pertama 2015,” jelas Budi Halim, Direktur Keuangan Perseroan dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (1/11).

Ia menjelaskan, sebenarnya volume produksi produk unggulan perseroan mencatat peningkatan di sembilan bulan pertama 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mulai dari tingkat panen TBS (tandan buah segar), total volume produksi pada periode ini naik sebesar 5 persen atau mencapai 1,23 juta ton, meskipun terdapat penurunan kontribusi dari plasma dan pihak ketiga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kenaikan produksi TBS didukung oleh peningkatan produksi kebun inti sebesar 14 persen atau mencapai 691.393 ton di sembilan bulan pertama 2015,” jelasnya.

Menurutnya, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, produksi CPO dan PK (palm kernel/minyak inti kelapa sawit) keduanya mencatat kenaikan sebesar 7 persen di sembilan bulan pertama 2015 masing-masing mencapai 263.985 ton dan 62.428 ton.

Dalam periode yang sama, output produksi pati sagu (Prima Starch) juga mengalami kenaikan sebesar 39 persen, sementara produksi kecambah unggul Perseroan (DxP Sriwijaya) telah menembus angka produksi tahunan tahun lalu bahkan melebihi 20 persen, atau sebesar 9,5 juta kecambah.

“Meskipun demikian, total pendapatan di sembilan bulan pertama 2015 tercatat sebesar Rp 2,14 triliun, menurun sebesar Rp 341,04 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan penjualan CPO sebagai penyumbang terbesar yaitu 84 persen dari total penjualan.

“Kontribusi CPO di sembilan bulan pertama 2015 menurun sebesar Rp 274,34 milyar dibandingkan periode yang sama 2014 yang dipicu oleh penurunan harga jual rata-rata sebesar 13 persen dari Rp 8.528 per kg di sembilan bulan pertama 2014 menjadi Rp 7.402 per kg di periode yang sama 2015,” jelas Budi.

Marc Louette, Wakil Presiden Direktur Perseroan mengatakan, di samping profil produksi yang meningkat, Sampoerna Agro juga berhasil menambah lahan konsesi sekitar delapan ribu hektar untuk penanaman kelapa sawit yang berlokasi di Kabupaten Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat.

Konsesi di Ketapang terletak bersebelahan dengan perkebunan saat ini dan hanya sejauh 5-15 km dari pabrik kelapa sawit baru Perseroan di area tersebut.

“Walaupun kondisi cuaca kurang bersahabat, kami mengantisipasi produksi minyak sawit di semester kedua tahun ini akan lebih tinggi,” ungkapnya.

“Hal ini bukan berarti bahwa Perseroan terhindar dari dampak negatif cuaca buruk saat ini, namun terdapat beberapa katalis positif yang mendorong kinerja Sampoerna Agro, seperti profil tanaman yang makin produktif, dan upaya upaya intensifikasi yang sudah menunjukan hasil,” jelasnya (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER