Jakarta, CNN Indonesia -- World Gold Council (WGC) mencatat terjadi lonjakan permintaan koin dan emas batangan mencapai 207 persen selama kuartal tiga 2015.
Melonjaknya permintaan koin dan emas batangan, menurut WGC mengisyaratkan adanya peningkatan minat investasi masyarakat AS terhadap instrumen emas.
"Dan ini yang tidak terlihat sejak krisis keuangan global," sebut hasil riset WGC seperti diberitakan CNN Money, Jumat (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi fenomena tersebut, Lembaga penghitung peredaran koin di AS (The U.S. Mint) membenarkan ihwal adanya peningkatan jumlah permintaan koin maupun emas batangan di AS.
Jajaran U.S. Mint mengatakan, penjualan koin Elang emas melonjak menjadi hampir 4 ratus ribu ons pada kuartal terakhir, atau tertinggi dalam lebih dari lima tahun.
Sedangkan pengamat komoditas berpendapat, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kecintaan Amerika terhadap emas yakni, harga pasarnya yang relatif murah dan ekonomi yang sedang bergejolak.
Di mana pada Juli lalu harga emas sempat jatuh di bawah US$ 1.100 per ons untuk pertama kalinya dalam lima tahun dan menyebabkan banyak orang memanfaatkan kesempatan baik tersebut.
"Orang tawar-menawar. Tidak ada pertanyaan tentang hal itu," kata Bob Alderman, kepala manajemen kekayaan global di Gold Bullion Internasional.
Seiring dengan meningkatnya angka permintaan emas, indikator saham 30 besar perusahaan Amerika Serikat (the Dow) diketahui anjlok 1.000 poin pada tanggal 24 Agustus.
Hal ini tak lepas dari adanya fenomena investasi emas yang membuat para investor cukup gelisah dengan portofolionya di bursa saham.
"Ini terkait langsung dengan gejolak pada bulan Agustus. Ketika pasar berada di titik terendah, dan emas berada pada posisi yang baik," kata Axel Merk, pendiri Merk Investments, perusahaan yang mengkhususkan diri dalam mata uang dan emas.
Tak cuma itu, tutur Axel kekacauan Wall Street kali itu sejatinya juga dipicu oleh perlemahan ekonomi China dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve terjebak dengan bunga nol persen.
"Investor semakin ketakutan dan emas merupakan jalan aman," kata Tim Courtney, kepala investasi di Exencial Wealth Advisors.
Tren Menjalar ke Amerika Selatan
Menyusul tingginya permintaan emas di AS, tren mengoleksi komoditas mulia tersebut juga diikuti para investor di sejumlah negara.
Meski tak seantusias AS, permintaan emas global tercatat naik 33 persen sementara permintaan emas di Kanada dan Meksiko diektahui naik sekitar 42 persen.
Sayang, di tengah tingginya permintaan emas Bank Sentral AS, Federal Reserve berencana menaikkan suku bunga pada bulan Desember untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
Courtney meyakini, penaikan suku bunga acuan The Fed akan memberi dampak negatif pada tren investasi emas lantaran keputusan tersebut akan menjadikan posisi dolar AS.
Dengan begitu, investor akan cerung melepas emas akibat berkurangnya ke khawatiran potensi penguatan dolar AS.
"Kalau permintaan emas terus naik, kita akan menghadapi pasar yang sengit," tandas Courtney.
(dim/gen)