Jakarta, CNN Indonesia -- Bos Lion Air, Rusdi Kirana merespons pernyataan sekaligus tantangan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan soal rencana pembangunan bandara Lebak dan tudingan mengenai rekomendasi penutupan Bandara Budiarto di Curug, Tangerang, Banten.
Melalui keterangan tertulis Grup Lion, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu meminta Jonan meralat pernyataannya karena dianggap merugikan nama baik perusahaan maupun pribadinya.
“Rusdi Kirana dan Lion Group sangat menyayangkan pernyataan Menteri Perhubungan yang tidak berdasar dan memohon agar Menteri Perhubungan dapat meralat pernyataan tersebut dikarenakan pernyataan tersebut merugikan nama baik perusahaan maupun pribadi dan itu bisa menimbulkan antipati masyarakat kepada Rusdi Kirana dan Lion Group,” ujar Edward Sirait, Direktur Lion Group dikutip Sabtu (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan tegas menolak proposal Grup Lion untuk membangun bandara baru di Lebak, Banten karena berpotensi menganggu ruang udara Bandara Budiarto.
Menjawab pertanyaan wartawan soal rekomendasi penutupan Bandara Budiarto, Jonan menegaskan selama ia menjabat sebagai Menhub tak akan mengikuti saran tersebut. Dia justru menantang Rusdi Kirana selaku tokoh yang paling berkepentingan untuk menjabat sebagai Menhub guna merealisasikannya.
(Baca juga: Tolak Bandara Lebak, Menteri Jonan Tantang Rusdi Kirana) “Rusdi Kirana merasa keberatan secara pribadi maupun secara pemilik perusahaan Lion Group dengan pernyataan Menteri Perhubungan yang menyatakan bahwa Lion Group merekomendasikan untuk menutup Bandara Budiarto dan juga pernyataan beliau yang mengatakan apabila Rusdi Kirana menjadi Menteri Perhubungan silahkan menutup Bandara Budiarto”, kata Edward melanjutkan.
Edward Sirait menyatakan, Lion Group menghormati dan tidak pernah mempermasalahkan keputusan Menteri Perhubungan yang tidak mengizinkan pembangunan Bandara Lebak. Penolakan Jonan dianggap bukan masalah serius karena pemilik maskapai Lion Air itu belum melakukan investasi yang terlalu berarti.
Namun, ia membantah jika perusahaannya disebut telah merekomendasikan penutupan Bandara Budiarto atau Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan (STIP) yang beroperasi di sana. Menurutnya, rekomendasi yang dikeluarkan konsultannya hanyalah pengaturan ruang udara bersama jika Bandara Lebak jadi dibangun.
“Kami tegaskan bahwa Lion Group tidak pernah merekomendasikan Bandara Budiarto atau Sekolah Penerbangan Tinggi Indonesia yang beroperasi di Bandara Budiarto untuk ditutup dikarenakan adanya rekomendasi dari konsultan kami yang menyatakan apabila Bandara Lebak dibangun maka Bandara Budiarto tidak perlu untuk ditutup tetapi yang diperlukan adalah pengaturan pemanfaatan ruang udara bersama-sama”, jelas Edward meluruskan.
“Kami juga mengerti sejarah Bandara Budiarto dan betapa pentingnya keberadaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia yang beroperasi di bandara tersebut mengingat bahwa Lion Group juga mempunyai sekolah penerbangan yang telah berhasil mencetak 100 penerbang setiap tahunnya," tuturnya.
(ags)