2 Perusahaan Pembiayaan Astra akan Terbitkan Obligasi Rp15 T

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2015 15:33 WIB
PT Astra Sedaya Finance berencana menerbitkan obligasi senilai Rp10 triliun, sedangkan PT Federal International Finance bakal menerbitkan Rp5,5 triliun.
Berbagai jenis lini bisnis PT Astra International Tbk antara lain Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur, Logistik dan Lainnya, serta Teknologi Informasi. (Dok. Astra International)
Bogor, CNN Indonesia -- Dua anak usaha Grup Astra di bidang pembiayaan, PT Astra Sedaya Finance (ASF) dan PT Federal International Finance (FIF) akan menerbitkan surat utang (obligasi) senilai total Rp15,5 triliun pada tahun depan guna mendukung penyaluran kredit.

Secara rinci, ASF bakal menerbitkan obligasi dengan nilai yang lebih besar dibandingkan FIF. Manajemen ASF menyatakan pihaknya siap menerbitkan hingga Rp10 triliun, sedangkan FIF berencana menelurkan obligasi senilai Rp5,5 triliun.

Direktur Astra Sedaya Samuel Manasseh mengatakan pihaknya berencana mengajukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi III senilai total Rp 10 triliun yang penerbitannya bakal dimulai pada kuartal II 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untuk tahap pertama, kemungkinan kami menerbitkan obligasi di bawah Rp 2 triliun,” ujarnya di Sentul, Bogor, Jumat (28/11).

Samuel mengaku perusahaan yang berfokus di kredit mobil itu masih mengkaji rencana tersebut dan mempertimbangkan untuk menggunakan laporan keuangan September 2015 atau Desember 2015 sebagai dasar valuasi penerbitan obligasi tersebut.

“Periode penerbitannya kemungkinan selama dua tahun. PUB mungkin baru diterbitkan pada kuartal II tahun depan. Nanti untuk kuartal I, sumber pembiayaan masih berasal dari cash flow,” katanya.

Hasil penerbitan obligasi tersebut, lanjut Samuel, bakal menjadi salah satu sumber ekspansi penyaluran kredit kendaraan roda empat yang dicanangkan senilai Rp 21-22 triliun tahun depan. Target tersebut sama dengan perkiraan realisasi tahun ini.

Sementara itu, Vice President Corporate Finance & Treasury Division Head FIF Jerry Fandy mengatakan pihaknya masih memiliki jatah penerbitan PUB Obligasi II senilai Rp5,5 triliun hingga April 2017.

“Obligasi pasti akan issue. Tenggat kami sampai April 2017, tapi timing-nya belum tahu. Ada sisa Rp5,5 triliun,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Kendati demikian, Jerry tak menampik kemungkinan penerbitan obligasi tersebut bakal lebih cepat sebelum tenggat waktu. Ia menyatakan perusahaan yang berkecimpung di penyaluran kredit motor tersebut terus melihat kondisi pasar obligasi dan memantau likuiditas.

“Tergantung kondisi, 2016 mungkin bisa habis (penerbitan obligasi). Kami melihat market obligasi dan likuiditas. Mungkin di first kuartal ada pelemahan. Tapi kuartal kedua membaik. Government spending akan membaik dan kondisi global sepertinya membaik,” ungkapnya.

Senada dengan ASF, Jerry mengatakan dana raupan hasil obligasi tersebut nantinya bakal digunakan FIF untuk mendanai ekspansi penyaluran kredit perseroan. Untuk tahun depan, Jerry menyatakan pihaknya masih konservatif dengan menargetkan pertumbuhan yang tipis.

“Pembiayaan per September Rp21 triliun. Tahun depan targetnya Rp29 triliun. Target tahun ini bisa mencapai Rp27 triliun. Kita lihat market sebenarnya membaik, pembiyaan ke Rp33-Rp34 triliun bisa saja, tapi kami konservatif,” katanya.

Ia mengakui bahwa level suku bunga acuan (BI rate) di angka 7,5 berpengaruh dalam lemahnya industri penyaluran kredit di tahun ini. Di tahun depan, Jerry melihat adanya ruang lebar untuk penurunan BI rate. Namun ia mengaku masih akan terus berhati-hati.

“Tahun depan kami masih konsisten dengan strategi yang sekarang ini. Kami akan lebih prudent dan tetap berhati-hati. NPL (rasio kredit bermasalah) kami yang lebih dari 60 hari ada di kisaran 1,45 persen. Masih bagus lah,” jelasnya. (gir/ags)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER