Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai aset konglomerat dunia berdasarkan perhitungan Credit Suisse tergerus sebesar US$12,4 triliun atau 4,7 persen sejak pertengahan 2014 hingga paruh 2015.
Apabila pada medio 2014 total kekayaan miliarder global mencapai US$262,4 triliun, maka pada pertangahan tahun ini tinggal US$250 triliun. Menguatnya dolar Amerika terhadap mayoritas mata uang negara-negara di dunia menjadi penyebab utama menyusutnya kekayaan orang-orang paling kaya di dunia.
Hal itu merupakan hasil kajian Credit Suisse Research Institute, yang dituangkan dalam rilis Global Wealth Report 2015, Senin (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika mengacu pada nilai tukar konstan, secara nominal kekayaan rumah tangga global meningkat 5,1 persen atau sekitar US$13 triliun.
Berdasarkan letak geografis, kawasan Amerika Utara dan Eropa masih menjadi penyerap terbesar kekayan global, yakni sekitar 61 persen. Berdasarkan negara, Amerika Serikat, China, dan Jepang adalah tiga negara dengan aset kekayaan terbesar secara global, yakni masing-masing sebesar US$ 85,9 triliun, US$ 22,8 triliun, dan US$ 19,8 triliun.
(ags)