Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 265 daerah tingkat I dan II esok tak akan berdampak signifikan terhadap perdagangan saham.
"Pilkada efeknya libur. Saya kira tidak terlalu signifikan terhadap perdagangan saham di bursa," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/12).
Menurut Samsul, meski ada dana politik yang dihampurkan dalam Pilkada serentak besok, tetapi kecil kemungkinan masuk ke pasar modal. Pasalnya, Pilkada tidak berlangsung di Jakarta selaku pusat perdagangan saham nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Pilkada, lanjut Samsul, pesta politik skala nasional seperti Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden pun tidak berdampak signifikan terhadap bursa saham.
"Jadi, saya sampaikan pilkada tidak ada efek siginifikan. Itu politik, kita kan pasar modal. Tidak ada pengaruh lah. Pemilu yang kita jalani beberapa kali saja tidak terlalu pengaruh," kata Samsul.
Senada, analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo juga menilai gelaran pilkada yang berlangsung besok tidak akan berdampak langsung terhadap volume dan nilai transaksi di bursa saham.
“Buktinya sekarang saja indeks malah melemah,” ujarnya saat dihubungi.
Satrio menjelaskan, pada saat ini kondisi keuangan global lebih berpengaruh terhadap pergerakan bursa saham di Indonesia. Menurutnya, di penghujung tahun ini, pergerakan bursa masih belum stabil karena berbagai faktor.
“Ya seperti kita lihat, masih ada sentimen negatif yang ada. Terakhir adalah terkait OPEC (organisasi negara pengekspor minyak) yang mempertahankan produksi. Hal itu membuat harga minyak jatuh dan berimbas ke bursa dunia,” jelasnya.
Ia menilai, efek pilkada kemungkinan hanya berpengaruh terhadap sektor tertentu dalam bursa saham. Satrio menjelaskan, sektor tersebut tentunya yang berkaitan langsung dengan kampanye pilkada.
“Yang pasti terpengaruh biasanya kan sektor consumer, seperti rokok, makanan minuman. Kemudian juga sektor ritel,” ujarnya.
(ags/gen)