Kala Produk Wonogiri Menembus Pasar Mode Amerika
Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Jan 2016 16:57 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Apa yang terlintas dalam benak Anda taktala mendengar kata 'Wonogiri'?
Tentunya bayangan mengenai kelezatan semangkuk bakso dan mie ayam akan mengendap di dalam pikiran Anda, bukan?
Tapi tunggu dulu. Selain identik dengan mie ayam, kini warga Wonogiri, Jawa Tengah boleh sedikit berbangga diri.
Ini ditandai dengan peresmian pabrik garmen milik PT Nesia Pan Pacific Clothing oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (22/1), di mana 100 persen produksinya berorientasi pasar ekspor.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan yang tergabung dalam Pan Pacific Group itu kabarnya telah meneken kontrak jangka panjang untuk menjadi pemasok pakaian dengan merek GAP dan H&M yang tenar di pasar mode Amerika Serikat (AS).
CNNIndonesia.com pun berkesampatan menyaksikan langsung peresmian, sekaligus mengunjungi lokasi pabrik yang terletak di Kecamatan Ngadirejo bersama rombongan Kepresidenan dan beberapa awak media sejak Kamis (21/1).
Dalam kesempatan itu, CEO Grup Pan Pacific, Suk-won Lim optimistis angka produksi dan ekspor pakaian perseroan bakal meningkat dari waktu ke waktu menyusul recana pendirian tujuh unit pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 1,5 juta pakaian per tahun.
Di mana perusahaan garmen asal Korea Selatan ini menghitung nilai ekspor dari total pakaian 1,5 juta pakaian yang diekspor tadi mencapai US$10,5 juta per tahun.
"Ini karena 100 persen produk sudah ekspor dan pangsa pasar Kami yang ada di Eropa dan Amerika Serikat sudah mencapai 70 persen. Sementara 30 persennya ke negara-negara lain," jelas Lim dengan santai.
Lim bercerita, sebelum membangun pabrik garmen di Wonogiri sedianya perseroan pernah memiliki niatan untuk membangun pabrik di Salatiga.
Namun, lantaran terbentur kesiapan infrastruktur dan kondisi geografis maka rencana pembangunan pabrik di Salatiga dialihkan ke Wonogiri yang dinilai lebih memungkinkan untuk mendirikan pabrik.
"Kami memlih Wonogiri karena posisi daerahnya yang lebih tinggi dan hembusan angin banyak, sehingga membuat nyaman untuk bekerja, aka setelah membuka pabrik di Wonogiri, kami akan pindahkan semua pabrik di Jakarta ke sini (Wonogiri)," lanjut Lim.
Sementara itu, Kepala Badan Koodinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku untuk mendirikan pabrik di Wonogiri Nesia Pan Pacific telah menggelontorkan investasi senilai US$14,5 juta atau berkisar Rp 200miliar.
Yang menarik, dari upaya penanaman investasi asing (PMA) ini tercatat tak kurang dari 1.000 lebih tenaga kerja sudah terserap selama masa produksi awal.
Untuk mencapai target nilai ekspor 1,5 juta pakaian per tahun, ungkap Franky Pan Pacific pun berencana merekrut pekerja sebanyak 12.600 orang.
“Kami cukup mengapresiasi keberadaan PT Nesia di Wonogiri karena dapat menjadi penggerak pembangunan wilayah melalui penyerapan tenaga kerja maupun multiplier effect mendukung sektor ekonomi lainnya serta mengurangi arus urbanisasi ke kota-kota besar,” ujar Franky saat acara peresmian pabrik.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan keterserdian lapangan pekerjaan di wilayah teritorinya akan terus meningkat seiring dengan tingginya minat investasi di Indonesia.
Dengan begitu, Ganjar bilang tingkat kompetisi diantara para pencari kerja akan semakin meningkat seiring dengan melonjaknya nilai investasi.
Ini mengingat iklim investasi dapat dijaga jika pemerintah mampu menjaga kepercayaan investor khususnya di sektor padat karya.Ia enilai harus ada keluwesan perintah dalam birokrasi pemberian izin usaha.
"Beberapa insentif mesti kita berikan agar investasi bisa masuk lebih cepat dan tidak bertele-tele," kata Ganjar.
(dim)
Tentunya bayangan mengenai kelezatan semangkuk bakso dan mie ayam akan mengendap di dalam pikiran Anda, bukan?
Tapi tunggu dulu. Selain identik dengan mie ayam, kini warga Wonogiri, Jawa Tengah boleh sedikit berbangga diri.
Ini ditandai dengan peresmian pabrik garmen milik PT Nesia Pan Pacific Clothing oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (22/1), di mana 100 persen produksinya berorientasi pasar ekspor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNIndonesia.com pun berkesampatan menyaksikan langsung peresmian, sekaligus mengunjungi lokasi pabrik yang terletak di Kecamatan Ngadirejo bersama rombongan Kepresidenan dan beberapa awak media sejak Kamis (21/1).
Di mana perusahaan garmen asal Korea Selatan ini menghitung nilai ekspor dari total pakaian 1,5 juta pakaian yang diekspor tadi mencapai US$10,5 juta per tahun.
"Ini karena 100 persen produk sudah ekspor dan pangsa pasar Kami yang ada di Eropa dan Amerika Serikat sudah mencapai 70 persen. Sementara 30 persennya ke negara-negara lain," jelas Lim dengan santai.
Lim bercerita, sebelum membangun pabrik garmen di Wonogiri sedianya perseroan pernah memiliki niatan untuk membangun pabrik di Salatiga.
Namun, lantaran terbentur kesiapan infrastruktur dan kondisi geografis maka rencana pembangunan pabrik di Salatiga dialihkan ke Wonogiri yang dinilai lebih memungkinkan untuk mendirikan pabrik.
"Kami memlih Wonogiri karena posisi daerahnya yang lebih tinggi dan hembusan angin banyak, sehingga membuat nyaman untuk bekerja, aka setelah membuka pabrik di Wonogiri, kami akan pindahkan semua pabrik di Jakarta ke sini (Wonogiri)," lanjut Lim.
Sementara itu, Kepala Badan Koodinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku untuk mendirikan pabrik di Wonogiri Nesia Pan Pacific telah menggelontorkan investasi senilai US$14,5 juta atau berkisar Rp 200miliar.
Untuk mencapai target nilai ekspor 1,5 juta pakaian per tahun, ungkap Franky Pan Pacific pun berencana merekrut pekerja sebanyak 12.600 orang.
“Kami cukup mengapresiasi keberadaan PT Nesia di Wonogiri karena dapat menjadi penggerak pembangunan wilayah melalui penyerapan tenaga kerja maupun multiplier effect mendukung sektor ekonomi lainnya serta mengurangi arus urbanisasi ke kota-kota besar,” ujar Franky saat acara peresmian pabrik.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan keterserdian lapangan pekerjaan di wilayah teritorinya akan terus meningkat seiring dengan tingginya minat investasi di Indonesia.
Dengan begitu, Ganjar bilang tingkat kompetisi diantara para pencari kerja akan semakin meningkat seiring dengan melonjaknya nilai investasi.
Ini mengingat iklim investasi dapat dijaga jika pemerintah mampu menjaga kepercayaan investor khususnya di sektor padat karya.Ia enilai harus ada keluwesan perintah dalam birokrasi pemberian izin usaha.
"Beberapa insentif mesti kita berikan agar investasi bisa masuk lebih cepat dan tidak bertele-tele," kata Ganjar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK