Jakarta, CNN Indonesia -- Harga emas melonjak 2 persen ke level puncak 7 bulan pada Senin lalu, dan sempat menyentuh di atas level psikologis US$1.200 per ounce, karena pasar saham melemah dan kekhawatiran muncul terhadap pertumbuhan ekonomi global yang mendorong investor untuk mencari keselamatan.
Seperti dikutip dari
Reuters, indeks saham di seluruh dunia jatuh setelah kekhawatiran perlambatan ekonomi global bertahan. Sementara imbal hasil treasury AS 10 tahun jatuh ke titik terendah dalam setahun setelah naiknya permintaan untuk aset yang dianggap kurang berisiko, seperti emas bullion.
Harga emas spot mencapai puncak US$1.200,60 per ounce, terkuat sejak 22 Juni, setelah melewati level resistensi kunci puncak Oktober di angka US$1.190,63. Sebelumnya, harga sempat naik 1,8 persen ke level US$1.194 per ounce.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dorongan untuk emas hari ini murni terkait dengan jenis risiko perdagangan. Orang-orang memindahkan ekuitas mereka keluar dari sana, dan memasukkan (dana) ke aset yang lebih aman," kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior untuk broker RJO Futures di Chicago, yang memprediksi level target berikutnya di US$1.210.
Harga emas AS untuk pengiriman April ditutup naik 3,5 persen pada US$1.197,90 per ounce.
Hal itu juga menambah sentimen positif untuk exchange traded fund (ETF) yang didukung bursa emas. Pada hari Jumat, SPDR Gold Trust, ETF terbesar di dunia yang didukung emas, mengatakan kepemilikan sahamnya naik 0,7 persen menjadi 698,46 ton.
"Kami melihat pembelian non-stop dari komunitas investasi dan sedikit aksi jual," kata salah seorang pedagang, menambahkan bahwa ETF dan dana investasi lainnya ber pindah ke emas sebagai
safe haven.
Para pedagang mengatakan kenaikan 5 persen emas pada pekan lalu adalah kenaikan mingguan terbesar sejak Juli 2013. Hal itu juga telah membuat banyak investor lebih yakin bahwa reli penaikan emas sejak awal tahun ini bakal berkelanjutan.
Beberapa data ekonomi yang lemah baru-baru ini, terutama dari Amerika Serikat dan China, telah menyebabkan pasar keuangan yang memperkirakan lebih sedikit kenaikan suku bunga AS pada tahun ini. Dibandingkan empat tahap penaikan yang sebelumnya direncanakan, pelaku pasar hanya menilai kemungkinan satu kali penaikan.
(gir)