Hari Valentine Tak Signifikan Dongkrak Penjualan Ritel

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 14:45 WIB
Perayaan Valentine hanya mempengaruhi permintaan beberapa jenis produk dan hanya terbatas di wilayah-wilayah tertentu saja.
Variasi produk coklat di Hari Valentine. (Joe Raedle/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan momen Hari Valentine yang jatuh setiap 14 Februari tak banyak mendongkrak bisnis ritel secara umum.

Wakil Ketua Umum Aprindo, Tutum Rahanta mengatakan, penjualan ritel pada Hari Kasih Sayang atau Valentine biasanya hanya naik untuk beberapa jenis barang tertentu sehingga dampaknya tidak sebesar momen lain seperti perayaan keagamaan atau masa liburan sekolah.

Ia menambahkan, penjualan ritel barang-barang khas Valentine juga hanya terdapat di wilayah tertentu saja, sehingga dampak yang ditimbulkan bersifat terbatas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Bisa dibilang, masyarakat hanya membeli barang-barang khusus Valentine dan makanan tertentu saja seperti Cokelat. Selain itu, tidak semua golongan melakukan hal tersebut, hanya beberapa jenis generasi remaja saja yang melakukannya. Namun, bukan berarti semua remaja merayakan Valentine,” jelas Tutum melalui sambungan telepon, Minggu (14/2).

Lebih lanjut, Tutum mengatakan penjualan ritel Hari Valentine tahun ini terbantu karena jatuh tepat di hari Minggu. Kendati demikian, bukan berarti setiap tahunnya tidak ada pertumbuhan penjualan ritel tepat di Hari Valentine.

“Secara historis, pasti ada peningkatan penjualan ritel setiap tahunnya tepat saat Valentine terlepas itu jatuh di hari biasa atau akhir pekan. Tapi memang kami tak pernah memonitor pertumbuhan penjualannya,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia juga tidak bisa memberi angka pertumbuhan penjualan ritel di hari Valentine tahun ini jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Namun, ia menyamakan momen hari Valentine seperti akhir liburan sekolah, di mana masyarakat hanya membeli barang-barang kebutuhan tertentu saja.

"Saya ibaratkan Valentine ini seperti saat-saat menjelang anak-anak masuk sekolah. Pertumbuhan penjualan pasti ada, namun hanya untuk barang-barang tertentu seperti alat tulis atau buku-buku,” jelas Tutum. (ags)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER