Jakarta, CNN Indonesia -- Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Elnusa Tbk berencana melakukan aksi pembelian kembali saham (
buyback) hingga 10 persen guna mendongkrak harga saham yang tengah terpuruk akibat tren pelemahan harga minyak.
Direktur Keuangan Elnusa Budi Rahardjo mengatakan manajemen sedang mengkaji rencana
buyback tersebut. Namun ia belum bisa memastikan waktu yang tepat untuk menggelar aksi korporasi itu.
“
Buyback sedang kami pikirkan, tetapi belum bisa kami pastikan karena kami melihat harga minyak terus turun. Perusahaan kami kan terkait hal itu,” ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan kekhawatiran terbesar manajemen ketika mengeksekusi rencana tersebut adalah harga saham masih terus merosot, padahal jumlah uang yang dikeluarkan perusahaan tidak sedikit.
“Kami takut kalau
buyback, tetapi harga saham tetap saja masih rendah,” jelasnya.
Sementara itu, terkait pendanaan, Budi menyatakan perseroan masih memiliki jumlah kas yang cukup untuk melakukan
buyback. Ia bahkan menyatakan perusahaan siap untuk membeli kembali saham dengan jumlah yang terbilang besar.
“Kami punya dana sendiri dan kas kami juga banyak. Ya untuk sekitar 5-10 persen saham,” ungkapnya.
Untuk diketahui, jumlah saham Elnusa yang saat ini beredar di publik tercatat sebanyak 2,31 miliar saham atau 31 persen dari total saham perseroan. Dengan begitu, maka manajemen memiliki rencana memboyong kembali hingga 231 juta saham.
Sekretaris Perusahaan Elnusa Fajriyah Usman mengatakan rencana
buyback memang tengah dimatangkan oleh manajemen. Namun ia mengaku belum bisa memberikan target pelaksanaan karena kondisi pasar keuangan dan harga minyak yang
volatile.
“
Buyback itu rencana kami memang sudah ada. Cuma kondisi market dan harga minyak masih
volatile,” ujarnya.
Menurut Fajriyah, jika rencana
buyback tidak dilakukan pada saat yang tepat maka Elnusa dikhawatirkan bakal merugi akibat keputusan tersebut. Pasalnya saham yang telah di
buyback nantinya harus dijual lagi setelah jangka waktu 3 tahun.
“Kalau
buyback kita cari harga yang sudah rendah karena saham sedang
volatile begitu. Karena kan ada ketentuan di bursa, bahwa saham
buyback harus dijual lagi setelah maksimal 3 tahun,” jelasnya.
“Kalau pergerakan harga minyak terus membuat saham kami
volatile, maka akan sulit. Kami sedang mencari level harga saham yang optimum,” imbuhnya.
Untuk diketahui, harga saham Elnusa dengan kode ELSA sejak awal tahun ini telah mengalami pelemahan hingga 7,69 persen ke level Rp225 per saham pada perdagangan Senin (15/2). Adapun pada perdagangan hari ini harga saham ELSA menguat tipis ke Rp230 per lembar.
Dari sisi kinerja keuangan, dalam sembilan bulan di 2015 Elnusa mencatatkan penurunan laba bersih hingga 21,49 persen menjadi Rp226,32 miliar dari sebelumnya Rp288,29 miliar di periode yang sama. Hal itu dipicu oleh pendapatan perseroan yang turun 13,29 persen menjadi Rp2,62 triliun dari sebelumnya Rp3,02 triliun.
(gen)