Tak Jual Aset, Laba Elnusa pada 2015 Melemah

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 17 Feb 2016 11:37 WIB
Laba bersih PT Elnusa Tbk turun 8 persen pada 2015 menjadi Rp379 miliar dari Rp412 miliar pada tahun sebelumnya.
Jajaran manajemen PT Elnusa Tbk dalam pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 Februari 2016. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen perusahaan jasa migas, PT Elnusa Tbk menyatakan bahwa capaian laba bersih perseroan pada 2015 tidak setinggi tahun sebelumnya karena tak adanya penjualan aset seperti yang dilakukan di tahun 2014.

Sumber CNNIndonesia.com mengatakan bahwa pada 2015 Elnusa membukukan penurunan pendapatan sebesar 10 persen menjadi Rp3,7 triliun dari sebelumya Rp4,2 triliun. Sementara laba bersih turun 8 persen menjadi Rp379 miliar dari Rp412 miliar.

Sekretaris Perusahaan Elnusa Fajriyah Usman mengatakan pada 2014 perseroan memperoleh extraordinary income dari penjualan aset tetap. Hal itu, lanjutnya, berbeda dengan laba bersih yang memiliki sifat berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pada 2014 kan ada extraordinary income. Tahun 2014 income kami Rp412 miliar, tapi dari situ sebesar Rp87 miliar berasal dari penjualan aset. Jadi kalau dikurangi maka nilainya Rp325 miliar,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).

Ia mengungkapkan, perseroan saat itu melakukan penjualan aset karena adanya kebutuhan tertentu. Atas dasar hal tersebut, Fajriyah menyatakan kondisi pada 2015 berbeda dan tidak bisa dilihat secara imbang.

“2015 kami enggak ada penjualan kayak gitu. Tapi kami masih lebih tinggi dari yang Rp325. Jadi kalau sustainable income kita masih tumbuh. Bedanya saat ini tidak ada penjualan aset,” katanya.

Namun, ia mengakui bahwa perolehan pendapatan pada tahun 2015 tidak setinggi capaian di tahun sebelumnya yang tercatat Rp4,22 triliun. Fajriyah menyatakan terdapat koreksi karena kondisi industri migas yang melemah.

“Topline (pendapatan) memang agak turun sekitar 10 persen,” jelasnya.

Sementara, dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Fajriyah menyatakan bahwa permulaan tahun 2016 telah dibayangi oleh keberlangsungan industri migas yang semakin bergejolak.

Meskipun demikian, ia menyatakan manajemen Elnusa tetap yakin dalam menghadapi tantangan di atas, mengingat hingga saat ini perseroan telah memiliki kontrak sebesar Rp5,6 triliun yang akan direalisasikan sebesar Rp3 triliun di tahun 2016.

“Kami percaya, dengan struktur neraca yang kuat dan kredibilitas kami dalam kinerja, eksekusi proyek serta produktivitas, kami akan mampu menghasilkan tambahan pendapatan dan berimbas pada proyeksi total pendapatan di 2016 yang tidak kurang dari estimasi 2015, Rp3,7 triliun,” jelasnya.

Belanja Modal 2016

Direktur Utama Elnusa Samsurizal mengatakan kinerja jasa seismic masih cukup baik dan menurutnya saat ini adalah waktu yang baik untuk mencari minyak karena sedang murah. Namun, ia menilai tampaknya perusahaan migas menunggu harga stabil. Karena itu, ia menyatakan belanja modal di tahun ini disesuaikan dengan kontrak yang ada.

“Alokasi belanja modal kami Rp500 miliar sesuai dengan kontrak kami. Sebagian besar untuk peralatan operasional,” ujarnya.

Di sisi lain, ia mengaku salah satu yang terdapat kontribusi kontrak yang cukup signifikan pada tahun ini. Kontrak itu, lanjutnya adalah kembalinya pekerjaan untuk operation and maintenance.

“Untungnya kami bisa mendapatkan kontrak itu kembali untuk 5 tahun. Dan bukan hanya sekadar mendapatkan kontrak, tapi sudah eksekusi,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER