Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha PT Pertamina (Persero) penyedia jasa pengeboran minyak dan gas bumi (migas) mengantongi laba bersih US$2,48 juta sepanjang 2015. Keberhasilan PDSI mengantongi laba ditopang oleh perolehan pendapatan yang 31 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
Direktur Utama PDSI Lelin Eprianto menjelaskan meskipun biaya operasi naik 36,39 persen, namun upaya efisiensi yang dilakukan perusahaan berhasil membuahkan laba bersih sepanjang tahun lalu.
“Selain itu produktivitas
rig PDSI juga mencapai 43,4 persen, melampaui target dalam RKAP yang dipatok 34,8 persen. Sehingga jumlah pendapatan konsolidasi melampaui target sebesar 31,5 persen,” kata Lelin dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan sepanjang tahun lalu PDSI banyak mengerjakan pengeboran sumur milik anak usaha Pertamina lainnya seperti PT Pertamina EP dan PT Pertamina Geothermal Energy. Tidak hanya itu, PDSI juga melayani pengeboran sumur milik Vico Indonesia dan
joint operating body (JOB) Pertamina Talisman Ogan Komering (PTOK) Ltd.
Tahun ini, Lelin menargetkan ketersediaan
rig PDSI untuk menggarap pekerjaan yang diminta pelanggannya bisa mencapai angka 98,54 persen dengan angka produktivitas 49,38 persen.
“Harga minyak dunia yang terus melorot merupakan tantangan yang harus dihadapi seluruh pekerja PDSI,” jelasnya.
Lelin menuturkan di tengah pelemahan harga minyak mentah dunia, PDSI harus mencari sumber-sumber pendapatan baru kendati harga sewa
rig sudah turun lebih dari 50 persen.
“Strategi kami hari ini adalah
all out marketing salah satunya melalui konsep
new product dan
new market,” katanya.
Ekspansi Luar NegeriLelin juga mengungkapkan bahwa tahun ini, PDSI akan mulai melakukan ekspansi layanan
rig-nya ke luar negeri. Beberapa negara yang menjadi incaran manajemen adalah Aljazair, Brunei Darussalam, dan Filipina.
Ia menyebut PDSI akan mengirim satu
rig untuk dioperasikan di ladang migas di Aljazair yang dikelola anak usaha Pertamina lainnya sekitar Agustus mendatang.
“Sekitar Agustus
rig PDSI mulai bekerja di Aljazair. Saat ini
rig tersebut berada di Indramayu (Jawa Barat) untuk kegiatan sumur eksplorasi. Untuk ekspansi di Filipina, PDSI akan menyasar
rig untuk pengembangan panas bumi,” terang Lelin.
Pengamat Migas Rovicky Dwi Putrohari menilai positif rencana PDSI untuk ekspansi
rig ke luar negeri. Apabila di dalam negeri sedang tidak ada proyek pengeboran memakai
rig, ekspansi ke luar negeri justru akan bagus.
“Tidak hanya secara finanslai, secara profesional juga akan menjadi benchmark bagi PDSI untuk beradu dengan perusahaan multi nasional lainnya,” katanya.
Komisaris PDSI Naryanto Wagimin menambahkan kinerja manajemen PDSI pada 2015 melebihi target karena berhasil mengantongi pendapatan di atas 100 persen. Dia berharap manajemen PDSI dapat mempertahankan kinerja seperti tahun lalu kendati dihadapkan pada pelemahan harga minyak dunia.
“Apalagi PDSI saat ini menjajaki kerjasama dengan General Electric (GE). Ini bisa menjadi sumber pendapatan non-
rig bagi perusahaan,” ujar Naryanto.
(gen)