Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang emas, PT J Resources Asia Pasifik Tbk memperoleh fasilitas sindikasi pinjaman hingga mencapai US$208,5 juta atau setara Rp2,8 triliun (asumsi kurs Rp13.500) untuk mengembangkan empat aset tambang perusahaan.
Direktur J Resources William Surnata mengatakan pada tanggal 17 Februari 2016 perseroan telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Sindikasi sebesar US$208,5 juta oleh dan antara anak-anak perusahaan.
Ia merinci, anak-anak perusahaan tersebut adalah PT J Resources Nusantara, PT J Resources Bolaang Mongondow, PT Sago Prima Pratama, PT Gorontalo Sejahtera Mining, PT Arafura Surya Alam, J Resources Netherland BV., J Resources Gold (UK) Ltd dan Specific Resources Sdn. Bhd., sebagai penerima pinjaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Indonesia Eximbank, PT Bank ICBC Indonesia dan PT Bank Permata Tbk sebagai pemberi pinjaman,” jelasnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat (19/2).
William menjelaskan, dengan fasilitas sindikasi tersebut perseroan dapat mengembangkan empat aset tambang lainnya yang selama ini belum dibiayai dalam fasilitas sindikasi yang ditandatangani pada tahun 2013.
Sebagai informasi, jumlah sisa utang dari perjanjian fasilitas sindikasi tahun 2013 adalah sebesar US$160 juta dari yang sebelumnya US$275 juta.
“Dengan adanya Fasilitas Indikasi ini, perseroan berharap salah satu di antara 4 aset tambang tersebut dapat berproduksi di tahun 2017,” jelasnya.
Lebaih lanjut ia menyatakan di tengah konsisi bisnis pertambangan yang kurang baik saat ini di Indonesia, J Resources tetap mendapat kepercayaan dari perbankan nasional maupun internasional.
“PT J Resources Asia Pasifik Tbk ikut mendukung program pemerintah untuk mendatangkan devisa bagi negara dengan melakukan ekspor terhadap seluruh produknya yang berupa logam mulia,” jelasnya.
Dari sisi kinerja, sepanjang sembilan bulan pertama 2015 J Resources mencatatkan laba bersih sebesar US$29,07 juta, naik dua kali lipat dari sebelumnya US$12,14 juta. Naiknya laba perseroan didorong oleh penjualan perseroan yang naik menjadi US$230,23 juta dari penjualan sebelumnya yang hanya mencapai US$202,45 juta.
Perseroan juga berhasil menekan beban pokok penjualan yakni menjadi US$102,23 dari sebelumnya mencapai US$112,72 juta. Laba kotor pun naik menjadi US$128,00 juta dari sebelumnya US$89,72 juta. Laba sebelum pajak naik menjadi US$52,55 juta dari sebelumnya US$31,75 juta dan laba bersih per saham dasar naik menjadi US$0,005 dari sebelumnya US$0,002 per saham.
Sementara dari sisi liabilitas, hingga kuartal III 2015 liabilitas perseroan sedikit turun menjadi US$513,40 juta dari sebelumnya US$571,46 juta. Adapun total aset turun menjadi US$832,62 juta dari sebelumnya US$856,71 juta.
(gir)