China Bangun Kawasan Wisata Terpadu di Tanjung Pinang

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 18:45 WIB
TH Group Limited, perusahaan asal China menghabiskan investasi US$30 miliar selama 15-20 tahun proyek tersebut dikerjakan.
TH Group Limited, perusahaan asal China milik pengusaha Indonesia Sunny Sukardi berencana membangun kawasan wholesale dan pariwisata terpadu di daerah Batu Licin, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau senilai US$30 miliar. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Tanjung Pinang, CNN Indonesia -- TH Group Limited, perusahaan asal China milik pengusaha Indonesia Sunny Sukardi berencana membangun kawasan wholesale dan pariwisata terpadu di daerah Batu Licin, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Di proyek bernama The Bintan Masterpiece itu, TH Group akan menghabiskan investasi US$30 miliar selama 15-20 tahun proyek tersebut dikerjakan.

"Target pertama kami adalah menyelesaikan pusat wholesale produk rumah tangga buatan China terbesar di Indonesia. Sambil mengerjakan resort untuk kawasan wisata," ujar General Manager PT Sun Resort Wahyudi, di Tanjung Pinang, Jumat (26/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT Sun Resort adalah anak usaha TH Group yang mengerjakan proyek tersebut dengan dana dari perusahaan induknya.

Wahyudi mengaku, keputusan pemerintah menjadikan Bintan, Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang bebas dari pungutan bea masuk akan membuat barang yang didatangkannya dari China jadi lebih murah. Sehingga bisa dipasarkan ke pelanggan di negara-negara lain dengan harga lebih terjangkau.

"Tujuannya adalah membangun pusat grosir internasional di Tanjung Pinang. Kalau pemerintah daerah memberikan dukungan, bisa dikomunikasikan ke pemerintah pusat untuk menjadi daerah duty free terbesar di Indonesia," ujar Wahyudi.

Ia berharap pemerintah pusat bisa membantu upaya perusahaannya menyulap Tanjung Pinang sebagai kawasan industri dan pariwisata baru di Indonesia.

Gandeng Sriwijaya Air

Untuk mengoptimalkan bisnis pariwisata yang akan dibangunnya, Wahyudin mengaku sudah membuat nota kesepahaman dengan PT Sriwijaya Air.

Direktur Pemasaran Sriwijaya Air Toto Nursatyo mengaku telah mengkaji potensi bisnis yang bisa digarapnya dengan mendatangkan turis asal China ke Tanjung Pinang.

"Konsepnya kami akan membantu memasarkan kawasan tersebut kepada turis China dengan penerbangan charter. Kalau prospeknya bagus, bukan tidak mungkin akan jadi penerbangan reguler," kata Toto.

Sriwijaya menurutnya siap mengoperasikan satu unit Boeing 737-800 dengan kapasitas 189 kursi pada program kerjasama tersebut.

"Prospeknya turis dari Guang Zhou, Macau, Hong Kong akan kami terbangkan ke Tanjung Pinang. Sebagai tambahan paket, Singapura akan jadi sidetrip bagi para turis tersebut," kata Toto.

Ia menargetkan penerbangan charter pertama hasil kerjasama dengan PT Sun Resort akan dilakukan pada April atau paling lambat Agustus 2016.

"Minimal setelah ada 200 kamar yang sudah siap digunakan di proyek tersebut, kami langsung beroperasi," kata Toto.

Selain wisata kepulauan dan bahari, Toto mengaku daerah Tanjung Pinang dan Kepulauan Riau pada umumnya juga bisa dijual wisata kuliner dan sejarah.

"Turis China setiap tahun wisata ke luar negeri ada 75 juta orang. Data terakhir yang ke Indonesia hanya 700 ribu-800 ribu orang saja. Potensinya masih sangat besar dan bisa digarap bersama dengan maskapai lain," jelasnya.

(ags/ags)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER