Bank Syariah Mandiri Optimistis Gaet 1.000 Investor Saham
Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 06 Mar 2016 01:57 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Logo perbankan syariah di salah satu bank swasta, Jakarta, Selasa (9/9). (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan mampu menggaet 1.000 investor saham melalui ekspansi cabang dalam program Tabungan Saham Syariah (TSS) tahun ini.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengungkapkan, hal ini dilakukan lantaran perseroan merupakan salah satu bank administrator rekening dana nasabah, dan bank syariah pertama yang diklaim mampu menyediakan layanan investasi saham syariah melalui program TSS dan Referral Retail Brokerage (RRB).
“Kami optimis dapat menambah sebanyak 1.000 investor saham dengan menambah 7 outlet di Jakarta dan 3 outlet masing-masing di Medan, Surabaya dan Makassar,” kata Agus di Jakarta, Jumat (4/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengatakan, adanya pengembangan terhadap program TSS tak lepas dari rencana yang sudah perseroan.
Di mana pelaksanaan program TSS sendiri dimaksudkan demi meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya pasar modal syariah di Indonesia.
“Hingga saat ini, BSM telah membuka 6 outlet RDN, yakni 5 kantor cabang di Jakarta dan 1 kantor cabang di Bandung. Jumlah investor yang berinvestasi melalui TSS mencapai 2.256 nasabah,” imbuhnya.
Guna memberikan nilai tambah bagi para nasabah utama BSM dan memperluas pilihan masyarakat, tambah Agus manajemen BSM akan menggandeng Mandiri Sekuritas melakukan diversifikasi aset ke pasar modal.
Pada tahun 2013, BSM resmi meluncurkan Layanan Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah dan mengembangkan produknya dengan TSS yang khusus digunakan untuk keperluan penyelesaian transaksi efek.
Agus berpandangan, sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan syariah, khususnya di pasar modal.
“Meskipun perkembangannya relatif baru jika dibandingkan dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah, investasi syariah di pasar modal diharapkan dapat meningkat signifikan sejalan dengan pertumbuhan pasar modal Indonesia setiap tahunnya,” jelasnya.
Seperti diketahui, saat ini jumlah investor pasar modal syariah terus mengalami pertumbuhan secara signifikan.
Bahkan, manajemen BSM mencatat pada akhir 2014 terdapat 2.795 investor syariah di Indonesia, atau mengalami peningkatan 248 persen dibandingkan posisinya pada akhir 2013 yang hanya mencapai 803 investor.
"Jumlah tersebut kembali naik 76 persen menjadi 4.908 investor hingga Desember 2015,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto berpendapat kebutuhan masyarakat muslim di Indonesia terhadap investasi di pasar modal yang mengikuti prinsip-prinsip syariah akan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Abiprayadi menilai, fakta ini sangat relevan mengingat besarnya jumlah penduduk muslim yang mencapai 90 persen dari total populasi di Indonesia.
"Selain itu, pemahaman masyarakat akan pentingnya bermuamalah secara syar'i juga semakin meningkat," ujar Abiprayadi.
Sedangkan Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan menyatakan pihaknya akan mengajak stakeholders lain untuk bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi agar tingkat literasi masyarakat mengenai pasar modal, khususnya pasar modal syariah dapat terus meningkat sehingga dapat menambah jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia.
“Saat ini terdapat sembilan anggota bursa (AB) atau perusahaan sekuritas yang telah memiliki sistem online trading syariah (SOTS), serta dua bank syariah yang menjadi bank administrator rekening dana nasabah,” jelas Nicky. (dim)