Jakarta, CNN Indonesia -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memperkirakan tingkat hunian atau okupansi hotel meningkat menjadi 90 persen di 10 kota menjelang terjadinya gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.
Okupansi hotel itu melonjak tajam dibandingkan hari biasa yang rata-rata hanya 60 persen dari kapasitas kamar yang tersedia.
Direktur Eksekutif PHRI, Cyprianus Aoer mengatakan okupansi hotel dan penginapan sejauh ini sudah meningkat menjadi 70 persen berdasarkan pantauan asosiasi di 10 kota atau provinsi yang rencananya akan dilewati oleh gerhana matahari total. Ke-10 kota tersebut yaitu Palembang, Kepulauan Bangka Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, dan Halmahera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hingga sejauh ini tingkat okupansi hotel terus meningkat, sudah sampai 70 persen lebih padahal hari biasanya hanya 60 persen. Angka ini meningkat rata-rata sepekan sebelum peristiwa ini berlangsung," ujar Cyprianus kepada CNNIndonesia.com, Senin (7/3).
Bahkan menurutnya, ada beberapa lokasi yang kamar penginapannya hampir penuh dipesan (full-booked) seperti yang terjadi di Provinsi Bangka Belitung. Ia mengatakan, angka ramalan itu bisa saja lebih besar mengingat peristiwa ini jarang terjadi setiap tahunnya.
"Sejauh ini cukup baik peningkatannya, makanya kami yakin penginapan akan semakin penuh menjelang hari-H," tambahnya.
Kendati demikian, ia belum tahu jenis kamar hotel apa yang paling laku dipesan karena belum ada data pasti terkait hal tersebut. Namun, ia yakin kamar bertarif mahal ataupun murah tetap akan diisi karena tak semua yang menyaksikan gerhana matahari total adalah wisatawan.
"Yang kami tahu kebanyakan yang datang adalah ilmuwan yang memang ingin meneliti gerhana matahari. Mereka akan memesan kamar apapun yang tersedia, karena kedatangan mereka bersifat penelitian dan bukan menikmati sebagai turis biasa," ujarnya.
(ags)