Harga Minyak Mentah Turun 2 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah turun 2 persen pada Selasa (15/3), memperpanjang pelemahan dalam dua hari berturut, karena pasar menghasilkan resistensi teknis setelah harga bergerak di atas US$40 per barel dan khawatir bahwa stok minyak mentah AS akan naik meskipun produksi jatuh.

Seperti dikutip dari Reuters, ketidakpastian atas bagaimana Federal Reserve akan memberikan pernyataan kebijakan pada Rabu juga menambah kegelisahan di pasar keuangan.

Harga minyak mentah melemah setelah data persediaan awal dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS naik 1,5 juta barel pekan lalu, kurang dari 3,4 juta barel yang diperkirakan oleh analis dalam jajak pendapat Reuters.

Sementara Energy Information Administration (EIA) akan mengeluarkan angka persediaan resmi pada hari Rabu, dan diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah AS di rekor tertinggi selama lima minggu berturut.

Minyak mentah telah menguat sekitar 50 persen selama enam minggu terakhir setelah pembicaraan bahwa produsen minyak besar berencana untuk membekukan produksi pada level Januari.

Tapi rencana produksi pembekuan oleh OPEC dan Rusia hanya membuat sedikit kemajuan, karena produsen minyak terbesar keempat, Iran, masih bertekad untuk menggandakan atau mengembalikan ekspor minyak mentahnya.

Setelah mencapai level tertinggi tiga bulan lebih dari US$41 per barel untuk minyak Brent dan di atas US$39 pada minyak mentah AS pekan lalu, penguatan minyak dinilai telah mencapai kelelahan teknis..

"Penguatan ini sekarang mundur di tengah kekhawatiran bahwa OPEC akan terus membanjiri pasar dengan minyak di mana permintaan mungkin goyah," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Harga minyak Brent LCOc1 melemah 79 sen menjadi US$38,74 per barel, turun 2 persen mirip dengan pelemahan Senin.

Sementara minyak mentah AS, CLc1 ditutup turun 84 sen, atau 2,3 persen, ke level US$36,34. Pada sesi sebelumnya, harga minyak tersebut jatuh 3 persen. (gir)