Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja perusahaan pembiayaan (
multifinance) pada bulan pertama tahun ini masih terdampak penurunan penjualan otomotif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi pembiayaan yang disalurkan
multifinance pada Januari 2016 sebesar Rp365,17 triliun, turun 0,59 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp367,35 triliun.
Kinerja
multifinance yang terekam pada data Statistik Pembiayaan Indonesia itu antara lain mencakup lini bisnis pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sewa guna usaha tercatat tumbuh negatif 5,7 persen. Sedangkan, anjak piutang meningkat 13,5 persen dan pembiayaan konsumen naik 1,1 persen.
Dari sisi nilai, pembiayaan konsumen masih mendominasi bisnis
multifinance, yakni sebesar Rp 249,44 triliun per Januari 2016. Pembiayaan konsumen ini banyak mengalir ke otomotif. Sementara, sewa guna usaha menempati urutan kedua dengan nilai pembiayaan sebesar Rp104,85 triliun.
Industri
multifinance memang menghadapi situasi berat dalam beberapa tahun terakhir. Ini merupakan buntut dari penurunan penjualan otomotif. Di sepanjang tahun lalu, pembiayaan multifinance tercatat turun 0,8 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Akibat perlambatan pertumbuhan bisnis
multifinance, laba industri pun tertekan. Laba industri
multifinance per Januari 2016 tercatat sebesar Rp824 miliar atau melorot 2,3 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 844 miliar.
Hal ini berkorelasi dengan beban keuangan industri
multifinance yang tumbuh lebih tinggi ketimbang pendapatan. Beban keuangan industri ini tercatat naik 3,2 persen, sedangkan pendapatannya tumbuh 2,6 persen.
(ags)