Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan menjadi tuan rumah Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-41. Pertemuan ini akan digelar pada tanggal 15-19 Mei 2016 di Jakarta Convention Center (JCC).
"Forum ini tentunya sangat bermanfaat bagi Indonesia di mana saat ini peranan ekonomi syariah di Indonesia masih relatif terbatas, mungkin masih lima persen dari keseluruh dan kami akan meningkatkan di mana mendatang," ungkap Andin Hadiyanto, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kerja Sama Internasional dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/5).
Rencananya, sidang ini akan dipimpin langsung oleh Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro selaku Dewan Gubernur IDB. Sekitar 2700 partisipan diperkirakan akan hadir. Partisipan berasal dari perwakilan dari 56 negara anggota IDB mulai dari pemerintah, sektor swasta, praktisi ahli hingga lembaga internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah penguatan pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur dan inklusi keuangan,” ujarnya.
Enam topik besar yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain koordinasi dan kerja sama teknis untuk pembangunan antar negara anggota, ketahanan ekonomi, kemajuan investasi syariah, pengentasan kemiskinan dan pendanaan infrastruktur.
Topik besar itu akan terbagi dalam 29 agenda yang terdiri dari seminar dan diskusi untuk membahas beragam topic spesifik diantaranya krisis air, pemanfaatan teknologi, transportasi ramah lingkungan hingga perempuan dalam sistem keuangan.
Dalam sidang itu, Pemerintah Indonesia dan IDB juga akan menandatangani kerangka Kemitraan Strategis Negara Anggota (Member Country Partnership Strategy/MCPS) IDB untuk Indonesia tahun 2016 – 2020.
“MCPS 2016-2020 adalah sebuah kerangka pembangunan Indonesia yang fokus pada pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia, sistem pendanaan syariah, peningkatan peran sektor swasta, serta program Reverse Linkage,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil IDB di Indonesia (Representative Resident) Ibrahim Shoukry, mengungkapkan posisi penting Indonesia. Selain sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia dan berperan dalam pertumbuhan ekonomi global, Indonesia juga merupakan salah satu negara pendiri IDB.
Selama beroperasi di Indonesia IDB telah berkontribusi di berbagai area penting seperti pembangunan infrastrukur, peningkatan pendidikan di level pendidikan tinggi, dan pembangunan berbasis komunitas dan pengentasan kemiskinan.
"Hingga kini, IDB telah mengoperasikan US$ 4,2 miliar untuk di berbagai sektor di Indonesia," ujarnya.
Selain memberikan pinjaman, IDB juga membantu pemerintah dalam menyusun roadmap keuangan syariah, membantu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyusun program keuangan mikro dan inklusi keuangan.
“Kami tengah bekerja untuk membuat agenda kerjasama lima tahun dengan pemerintah Indonesia dan juga melibatkan sektor swasta. Hal itu akan dibahas dalam Sidang Tahunan IDB nanti,” ujarnya.
(ags)