Incar Pembangkit Listrik 20 ribu MW, Adaro Power Bakal IPO

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jun 2016 15:05 WIB
Adaro Energy memperkirakan, total kebutuhan dana untuk mewujudkan target 20 ribu Megawatt itu mencapai US$40 miliar.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir. Perusahaan memperkirakan, total kebutuhan dana untuk mewujudkan target 20.000 megawatt itu mencapai US$40 miliar. (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk berencana menawarkan saham Adaro Power, anak usaha di bidang pembangkit listrik, demi mencapai target kapasitas hingga 20 ribu Megawatt (MW) hingga tahun 2030.

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir mengatakan, target kapasitas pembangkit listrik sebesar 20 ribu MW tersebut dicanangkan pada 7-8 tahun silam. Saat ini, perseroan telah memiliki pembangkit listrik hingga 2.600 MW.

Untuk membangun pembangkit listrik, lanjutnya, investasi yang diperlukan mencapai US$1,5 juta hingga US$2 juta setiap 1 MW. Sehingga, total kebutuhan dana untuk mewujudkan target 20 ribu MW itu mencapai US$40 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Target kami harus punya pembangkit listrik 20 ribu MW. Suatu saat kalau sudah cukup besar, cukup efisien, Adaro Power harus go public," ungkapnya, Kamis (9/6).

Saat ini, lanjutnya, perusahaan sektor kelistrikan yang telah menggelar penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), adalah PT Cikarang Listrindo. Sayangnya, Garibaldi enggan mengungkapkan kapan Adaro Power bakal melantai di bursa saham.

Namun, ia menyatakan, IPO Adaro Power dapat dilakukan sebelum target 20 ribu MW tersebut tercapai. Selain Adaro Power, Garibaldi menyatakan perseroan juga ingin menawarkan saham anak usaha di bidang logistik.

Terkait target pembangkit listrik berkapasitas 20 ribu MW, Garibaldi menyatakan hal itu bisa dicapai dengan cara organik dan anorganik. Cara organik adalah dengan cara membangun sendiri, sedangkan skema anorganik yaitu dengan mencaplok kepemilikan perusahaan lain.

"Kami bisa mencapai target secara organik atau anorganik. Anorganik juga tidak harus mayoritas," jelasnya.

Untuk diketahui, Adaro baru saja meneken kesepakatan pembiayaan (financial close) pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah senilai US$4,6 miliar. Jumlah itu menjadi pembiayaan terbesar Japan Bank for International Cooperation (JBIC) untuk proyek energi.

Garibaldi mengungkapkan, usai financial close proyek PLTU Batang sebesar 2x1.000 MW itu, perseroan mengincar tiga proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 3 ribu MW.

Adapun tiga proyek pendukung PLTU 35 ribu MW itu antara lain PLTU Tanjung Power Indonesia Kalimantan Selatan berkapasitas 2x100 MW, PLTU Jawa 1 berkapasitas 2x800 MW, dan PLTU Sumatra Selatan 9 dan 10 dengan kapasitas 2x600 MW. Investasi masing-masing senilai US$400 juta, US$3,5 miliar, dan US$2,5 miliar. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER