Bangun Lintasan Luar Jawa, KAI Kaji Terbitkan Obligasi

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 08 Jul 2016 13:07 WIB
Ini akan menjadi obligasi perdana bagi KAI. KAI membutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan program konektivitas regional.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) berniat untuk menerbitkan surat utang berupa obligasi. Ini akan menjadi obligasi perdana KAI. Adapun, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk menjalankan program konektivitas regional yang dicanangkan pemerintah. (ANTARA FOTO/Reno Esnir).
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Kereta Api Indonesia (Persero) berniat untuk menerbitkan surat utang berupa obligasi. Rencananya, dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan sarana kereta api di lintasan luar Pulau Jawa.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, opsi penerbitan obligasi terbuka lebar, mengingat perseroan memang membutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan program konektivitas regional yang dicanangkan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN).

"Yang pasti, untuk pengembangan, karena kereta api butuh pengembangan yang sangat pesat, seperti pembangunan Trans Sulawesi, Kalimantan, hingga Trans Papua," ujar Edi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/7).

Namun demikian, saat ini, Edi belum bisa memastikan kapan dan berapa nilai obligasi yang akan diterbitkannya. Perseroan masih mengkaji dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran setiap proyek yang dirancang dalam Rencana Kerja Perusahaan (RKP). Yang pasti, ini akan menjadi obligasi perdana bagi KAI.

"Pastinya ada, tetapi bukan saat ini. Kami mengarah ke sana," jelas Edi.

Saat ini, lanjut dia, perseroan tengah fokus membangun sarana perlintasan Trans Sumatra menggunakan modal suntikan negara atawa PMN tahun lalu sebesar Rp2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan sarana perlintasan Kereta Trans Sumatra sepanjang 2.168 kilometer.

Proyek yang membutuhkan biaya sekitar Rp64 triliun tersebut rencananya akan melewati beberapa provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan Jambi.

"Alokasi Rp2 triliun itu untuk pembelian kereta rolling stock, seperti pembelian lokomotif, penyiapan dipo (bengkel kereta). Sedangkan, proses pengadaan jalur yang menyambung mulai dari Tanjung Karang hingga Banda Aceh, menunggu Kementerian Perhubungan untuk membangun itu," pungkasnya.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER