Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo meyakini perombakan kabinet jilid II yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) demi menjadikan Indonesia yang lebih baik.
“Saya yakin
reshuffle itu berdasarkan kajian dan sesuai dengan kebutuhan agar bagaimana Indonesia bisa lebih maju ke depan,” tutur Agus, Rabu (27/7).
Terkait dampaknya terhadap nilai tukar, Mantan Menteri Keuangan ini mengungkapkan saat ini nilai tukar Rupiah mendapatkan sentimen penguatan. BI mencatat, sejak awal tahun hingga 26 Juli 2016, nilai tukar Rupiah telah terapreasiasi sebesar 4,48 persen dan mencapai level Rp13.138 per dolar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, BI akan terus menjaga nilai tukar rupiah agar mencerminkan nilai fundamentalnya.
“Rupiah terus mengalami sentimen penguatan karena dana yang masuk dari luar negeri yang besar dan juga karena korporasi-korporasi di Indonesia banyak yang melepas valasnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini resmi mengumumkan perombakan kabinet jilid II, salah satu kursi menteri yang digeser Menteri Keuangan yang kini dijabat oleh Sri Mulyani Indrawati dari sebelumnya Bambang P.S. Brodjonegoro.
Selain Sri Mulyani, Jokowi juga melakukan merombak pucuk pimpinan sejumlah kementerian terkait sektor ekonomi, yaitu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito menggantikan Thomas Trikasih Lembong yang digeser menjadi Kepala BKPM, Menteri Perindustrian Erlangga Hartarto menggantikan Saleh Husin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggantikan Ignasius Jonan, dan Menteri ESDM Archandra Tahar yang menggusur Sudirman Said.
(gen)