Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia pada bulan depan dinilai bakal mendongkrak kinerja investasi dari Negeri Minyak tersebut. Pasalnya, investasi negara itu ke Indonesia masih minim dibandingkan dengan negara lain.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar US$900 ribu. Sementara Singapura memimpin negara penanam modal dengan realisasi investasi mencapai US$9,17 miliar.
Posisi realisasi investasi Arab Saudi tersebut berada di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar US$1 juta dan Mali yang mampu menginvestasikan US$1,1 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, investasi sebesar US$900 ribu yang digelontorkan Arab Saudi sepanjang tahun lalu mengucur ke 44 proyek di Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, kehadiran Raja Arab Saudi pada kali ini sangat strategis. Apalagi, sejumlah proyek energi telah dilirik oleh negara tersebut.
“Walaupun mungkin jumlahnya tidak besar secara nilai, investasi di sektor energi lebih berkualitas karena
multiplier effect,” ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (24/2).
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, pemerintah berharap kunjungan Raja Arab Saudi Sri Baginda Raja Salman bin Abdulaziz Alsaud bersama 25 pangeran Arab Saudi membawa serta potensi investasi bernilai puluhan miliar dolar.
Kunjungan ini merupakan kunjungan terbesar sejak kunjungan Raja Arab Saudi terakhir pada 1970 silam.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, salah satu proyek yang akan diteken nanti, yaitu investasi kilang di Cilacap.
"Ada proyek lain yang akan ditandatangani kurang lebih sebesar US$1 miliar. Presiden berharap, investasi Arab Saudi tembus mencapai US$25 miliar," ujarnya, Selasa (21/2).
Raja Salman berencana berkunjung selama sembilan hari mulai 1-9 Maret 2017. Kunjungan kenegaraan rencananya dilakukan pada 1-3 Maret 2017, dan sisanya akan digunakan untuk beristirahat di Bali.
"Jadi ini pertama sejak 47 tahun lalu, kunjungan ini membawa rombongan terbesar. Kurang lebih 1.500 orang, 10 menteri, dan 25 pangeran," kata Pramono.
(gir)