Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta manajemen PT Lion Mentari Airlines, untuk memperbaiki rasio keterlambatan penerbangan (
delay) Lion Air, maskapai yang dioperasikannya.
“Kami berikan waktu dua bulan kepada Lion untuk menutup kekurangannya. Kami akan tetap awasi dengan ketat komitmennya. Kalau masih tinggi
delay-nya, akan kami beri sanksi sesuai regulasi,” ujar Direktur Jendral Perhubungan Udara Agus Santoso di kantornya, Senin (3/4).
Sesuai aturan yang berlaku, Agus menyebut regulator bisa membekukan sementara rute-rute penerbangan yang dilayani Lion Air jika rasio
delay-nya sudah melampaui toleransi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhir Mei akan kami tagih. Dalam regulasi atau bisa di
suspend penerbangannya,” lanjutnya.
Selain menyoroti rasio
delay Lion Air yang tinggi, Agus menyebut Kemenhub memiliki sejumlah catatan lain untuk manajemen maskapai besutan pengusaha yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden Rusdi Kirana tersebut.
Pertama, terkait menumpuknya pesawat dan kru di bandara yang perlu ditata ulang dengan lebih efisien.
Kedua, terkait
delay akibat pesawat yang mengalami gangguan.
“Kami merekomendasikan ada pesawat yang
standby untuk mencegah hal tersebut. Kami juga meminta jadwal rotasi kru, sehingga masing- masing tidak melampaui jam kerjanya. Jangan sampai terjadi
delay ketika penumpang sudah masuk pesawat, tetapi kru belum ada," ujar Agus.
Terakhir Agus meminta manajemen Lion untuk mengaktifkan layanan informasi di bandara agar tidak mengecewakan penumpang.
Terkait kasus tumpahnya avtur dari Boeing 737 JT-178 di Bandara Juanda, Surabaya beberapa hari lalu, Agus menginstruksikan diturunkannya investigator atas kasus tersebut.
"Kami menginstruksikan direktur keselamatan untuk investigasi. Apakah
case ini hanya pada Lion saja, atau memang pada semua pesawat jenis itu. Kalau memang pada jenis itu saja, kami akan membuat
Advice Circular," kata Agus.
Atas kasus tersebut Managing Director Lion Air Daniel Putu Kuncoro Adi menyatakan permintaan maafnya.
"Kami minta maaf yang sebesar besarnya kepada konsumen. Kasus
overfill di Surabaya, kami membuat komitmen untuk menambah kru menjadi 1:5. Sedangkan pesawat
standby sudah kami siapkan seperti SOP," ujar Daniel.
Daniel juga menjelaskan manajemen Lion Air selalu melakukan evaluasi atas setiap insiden yang terjadi.