Rakyat Indonesia Senang Nyemil, Industri Olah Daging Tumbuh

CNN Indonesia
Senin, 24 Apr 2017 22:02 WIB
Indonesia saat ini jadi pasar daging olahan dan unggas dengan pertumbuhan tahunan tercepat di dunia. Ada faktor perubahan pola konsumsi di balik itu.
Indonesia jadi negara dengan pertumbuhan industri pengolahan daging dan unggas yang tercepat di kawasan Asia Pasifik bahkan dunia.(ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perubahan pola konsumsi mendorong Indonesia dan India jadi dua negara dengan pertumbuhan industri pengolahan daging dan unggas yang tercepat di kawasan Asia Pasifik, bahkan dunia.

"Permintaan makanan olahan dan makanan siap saji, terutama makanan beku, tumbuh pesat di Asia seiring dengan kebiasaan konsumen yang semakin sering memanfaatkan kemudahan lemari pendingin dan microwave untuk memasak," ujar Patty Johnson, analis dari Mintel Global New Products Database (GNPD) yang merupakan agensi intelijen pasar global, dalam risetnya yang dikutip Senin (24/4).

Riset yang dilakukan Mintel menunjukkan, satu dari tiga konsumen di Indonesia lebih memilih makanan yang disajikan dalam kemasan kecil karena mudah dikonsumsi kapan pun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak tujuh dari 10 penduduk perkotaan di Indonesia juga punya kebiasaan mengemil setidaknya satu kali dalam satu hari. Hal ini yang jadi salah satu faktor bertumbuhnya pasar pengolahan daging dan unggas.

Berdasarkan riset Mintel, Asia Pasifik sendiri merupakan wilayah kedua paling aktif di dunia dalam hal pengembangan produk olahan daging, unggas dan ikan pada 2016 lalu.

Pertumbuhan segmen ritel di India dan Indonesia juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan industri pengolahan.

Indonesia saat ini merupakan pasar daging olahan dan unggas dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan pertumbuhan tahunan (Compound Annual Growth/CAGR) mencapai 26,7 persen antara tahun 2011 dan 2015, diikuti oleh India  (22 persen), Vietnam (15,5 persen), China (13,9 persen), dan Brasil (10,9 persen).

India juga menjadi pasar ritel yang paling cepat berkembang untuk produk ikan olahan dan makanan laut secara global dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 24,9 persen pada tahun 2011 hingga 2015.

Sementara pertumbuhan pasar ikan dan olahan makanan laut Indonesia telah mencapai CAGR 19,5 persen, diikuti Turki (11,8 persen), Afrika Selatan (11,2 persen) dan Rusia (10,8 persen).

Johnson menyatakan, kenaikan produksi 18 persen pada 2016 lalu jika dibandingkan 2014, terdorong karena pengembangan inovasi, aktivitas pengolahan daging, ikan, maupun unggas.

Mintel memperkirakan, pasar daging dan unggas olahan Indonesia mencapai nilai US$1,2 miliar pada 2016, sementara India diperkirakan telah mencapai nilai US$152,4 juta. Untuk Vietnam, China dan Brasil diperkirakan nilai ritelnya masing-masing sebesar US$44,6 juta, US$39,9 miliar, dan US$3,8 miliar.

Nilai pasar China dan Brasil memang masih lebih besar jika dibandingkan dengan India dan Indonesia, namun laju pertumbuhan industri kedua negara tersebut melambat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat di negara tersebut.

TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER