Jakarta, CNN Indonesia -- Survey on Financial Inclusion and Access (SOFIA) merekomendasikan lembaga penyedia jasa keuangan untuk lebih melibatkan peran perempuan dalam mendorong inklusi keuangan. Pasalnya, perempuan dinilai lebih andal dalam mengelola keuangan.
Menurut survei yang diinisasi Pemerintah Indonesia, Australia, dan Swiss pada tahun lalu tersebut, tercatat 64 persen perempuan aktif menabung, sedangkan laki-laki yang aktif menabung hanya mencapai 48 persen. Perempuan juga dinilai lebih aktif di segmen kredit. Survei tersebut menyebutkan 57 persen perempuan melakukan pinjaman, sedangkan laki-laki yang melakukan pinjaman tercatat sebesar 43 persen.
Sayangnya, kepemilikan aset laki-laki masih tercatat lebih tinggi dibanding perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketidaksetaraan dalam kepemilikan aset antara pria dan perempuan terus terjadi. Perempuan memliki skor relatif rendah pada indeks aset jika dibandingkan dengan laki-laki," tulis survei tersebut, dikutip Senin (22/5).
Survei tersebut dilakukan pada 2016 di empat provinsi (Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan) dengan jumlah responden sebanyak 20 ribu individu.
Survei juga menunjukkan, perempuan merupakan pengelola keuangan yang andal dengan menyadari besaran pendapatan dan pengeluaran. Perempuan juga secara aktif menggunakan berbagai jenis layanan keuangan. Tercatat 61 persen perempuan membuat keputusan keuangan secara independen.
Kendati demikian, berdasarkan data yang diperoleh, responden wanita cenderung belum menggunakan layanan perbankan dibandingkan pria. Wanita diketahui lebih senang menggunakan layanan keuangan informal, mengingat kebiasaan wanita dalam membentuk atau berpartisipasi dalam kelompok informal seperti arisan.
Pada seluruh empat provinsi, orang menabung terutama untuk menutupi biaya yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, membayar biaya dan kebutuhan sekolah anak-anak, serta memenuhi kebutuhan darurat.