Jakarta, CNN Indonesia -- Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan semula dalam tiga bulan pertama tahun ini. Data terakhir menunjukkan, perekonomian Negeri Paman Sam meningkat menjadi 1,2 persen pada kuartal I naik dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 0,7 persen.
Perubahan tersebut terjadi setelah adanya revisi ke atas untuk belanja bisnis dan konsumen.
Pencapaian tersebut menjadi pukulan telak bagi Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya dalam kampanye berjanji untuk mendongkrak perekonomian ke level 4 persen selama tiga bulan awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perekonomian pada kuartal I tahun ini melambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada akhir kuartal empat 2016 lalu yang sebesar 2,1 persen.
"Sejauh ini, indikator ekonomi tidak meyakinkan akan ada kenaikan pada kuartal kedua nanti. AS harus berjuang untuk mencapai peningkatan ekonomi," ujar Scott Anderson, kepala ekonom at Bank of the West in San Francisco dilansir dari Reuters, Minggu (28/5).
Selama kampanye presiden 2016, Trump telah berjanji untuk mengangkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan menjadi 4 persen, meskipun para pejabat administrasi melihat angka 3 persen lebih realistis.
Trump telah mengusulkan serangkaian langkah untuk memacu pertumbuhan lebih cepat, termasuk pemotongan pajak korporasi dan individu. Namun para analis pesimistis, lantaran stimulus fiskal dinilai bakal memicu lemahnya produktivitas dan pengurangan tenaga kerja di beberapa daerah.
"Jika ingin ekonomi tumbuh sebesar 3 persen, alangkah lebih baik bagi pebisnis untuk membelajakan uangnya untuk barang dan modal. Namun itu justru tidak terjadi," kata Joel Naroff, kepala ekonom di Naroff Economic Advisors di Holland, Pennsylvania.
Pelemahan pada kuartal pertama ini juga membuat kemungkinan Bank Sentral AS alias The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni menjadi menipis.