Jakarta, CNN Indonesia -- Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, bahkan Mesir memutus hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin (5/6). Kepala ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menilai pemutusan diplomasi Qatar oleh empat negara Arab lainnya memicu perlambatan ekonomi Qatar.
Hal ini memungkinkan lantaran sejumlah sektor bisnis besar di Qatar memiliki hubungan pasar dengan negara- negara tersebut sebut saja seperti minyak, komoditas pangan, hingga industri penerbangan. Akibat pemutusan hubungan tersebut, diprediksi perekonomian negara Qatar bisa terisolasi total.
"Secara geografis Qatar tidak ada akses ke laut, untuk menuju sana sangat tergantung dengan Iran dan Arab Saudi untuk jalur darat," ujar David kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (6/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qatar merupakan negara yang kaya dan berlimpah minyak dan gas alam cair. Sumber pendapatan negaranya pun didapatkan mayoritas dari dua komoditas tersebut.
Sebelum menemukan cadangan minyak, ekonomi Qatar ditopang oleh sektor perikanan dan perburuan mutiara. Namun pada tahun 1920 dan 1903 industri mutiara Qatar jatuh dan masyarakat mulai menemukan cadangan minyak di lapangan Dukhan pada tahun 1940.
Penemuan tersebut pun mengubah peta ekonomi negara dengan ibu kota Doha itu yang semula pendapatannya berbasis perikanan menjadi berbasis minyak. Pendapatan yang besar dari minyak membuat Qatar tidak terlalu mengandalkan pajak negara sebagai pendapatan utama, alhasil Qatar lun menjadi negara dengan tarif pajak terendah di dunia.
Pada tahun 2016, data Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat Qatar merupakan negara dengan PDB per kapita keempat terbesar di dunia. Tercatat, PDB per kapita di Qatar setara dengan 595 persen dari rata-rata dunia.
Rata-rata PDB per kapita di Qatar di tahun 2000 sampai 2015 mencapai US$68.144,63 dan pernag mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2015 yakni US$75.117,36 dan rekor terendah yakni sebesar US$ 60.736,57 pada tahun 2000.
Tingkat pengangguran di Qatar pun termasuk yang paling rendah di dunia. Pada tahun 2015 angka pengangguran di Qatar pernah hanya mencapai 0,1 persen.
Namun belakangan, tak hanya melalui minyak dan gas alam, laju pariwisata Qatar juga berhasil mendongkrak penerimaan negara berkat ekspansi sukses perusahaan maskapai Qatar Airways yang telah melanglangbuana.
Keberhasilan Qatar Airways dalam menjangkau negara-negara Asia, membuatnya menjadi pesaing ketat bagi maskapai negara tetangga yakni Fly Emirates milik Uni Emirate Arab.
"Tapi dengan konflik diplomatik seperti ini pertumbuhan ekonomi Qatar akan terpengaruh bahkan menyusut, persaingan bisnisnya seperti bisnis penerbangan Qatar dan sekor pariwisatanya akan drop, ritel juga terpengaruh, konsumsi melambat, dan ekonomi akan pelan-pelan turun," jelasnya.
Harga Minyak BerfluktuasiMerespons kabar pemutusan hubungan diplomatik tersebut harga minyak sempat turun lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Senin waktu Amerika Serikat seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa pemutusan hubungan diplomasi empat negara Arab dengan Qatar bisa menghambat upaya untuk mengurangi produksi minyak.
Namun David menilai, pengaruh keputusan tersebut tidak akan memberikan dampak terlalu signifikan terhadap harga minyak dunia lantaran suplai minyak saat ini masih terkontrol lantaran suplai dunia masih melimpah sesuai kesepakatan negara-negara OPEC dan suplai dari Amerika Serikat.
"Untuk secara keseluruhan pengaruhnya ke harga minyak relatif belum ada signiifikan kecuali volatilitas seharinya bisa mencapai US$ 3-4," jelasnya.