Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk membuka diskusi dengan pemerintah terkait pembukaan jalur pipa gas di bagian Sumatra Tengah. Pembangunan pipa di wilayah Sumatra Tengah diklaim menyambung ruas pipa transmisi Arun-Belawan di Sumatra Utara dan ruas pipa Lampung-Dumai yang telah dibangun oleh perseroan.
Direktur Utama PGN Jobi Trianada Hasjim mengatakan, sampai saat ini, belum ada urgensi untuk membangun jalur pipa di Sumatra bagian tengah. Toh, belum ada industri yang tumbuh di daerah tersebut. Tapi, dengan rencana pembangunan jalan tol, ada kemungkinan industri bertumbuh, sehingga pipa gas bisa dibangun.
"Ada satu
blank spot (spot kosong) antara jaringan pipa Arun-Belawan dan pipa Lampung-Duri. Mungkin,
blank spot ini bisa diisi dan didiskusikan dengan pemerintah. Apa perlu membangun infrastruktur di sana dan apakah itu layak dibangun," ujar Jobi, Jumat (9/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena pembangunan jalan tol, ia berharap, pembangunan pipa gas Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer (km) bisa memicu pembangunan industri di Sumatra Tengah. Diyakini, industri akan muncul apabila dipicu oleh infrastruktur gas.
Adapun, rencananya, ruas pipa gas Duri-Dumai akan membawa gas dengan volume 134 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang dioperatori oleh PGN dan PT Pertamina (Persero). Konstruksi proyek ini dimulai pada kuartal III 2017 dan akan rampung di 2018.
"Bagi kami, gas dari ruas Duri-Dumai ini sudah dikontrak bagi beberapa perusahaan petrokimia dan oleochemical. Kami harap, pembangunan infrastruktur ini bisa merangsang pertumbuhan industri di Dumai dan menyebar," imbuhnya.
Sekadar informasi, penjualan gas PGN sepanjang tahun lalu mencapai 1.599 MMSCFD atau naik 0,5 persen dari tahun sebelumnya 1.591 MMSCFD dengan rincian volume gas distribusi sebesar 803 MMSCFD dan volume transmisi 795 MMSCFD.