Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, nilai kapitalisasi pasar
(market capitalization/market cap) pada pasar modal Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan Singapura karena jumlah perusahaan asing yang tercatat di BEI masih minim. Adapun pada perdagangan Kemarin, Rabu (21/6), total kapitalisasi pasar modal di tanah air tercatat Rp6.357 triliun.
"Singapura itu US$600 miliar. Kenapa? Karena ada 250 perusahaan Tiongkok yang mencatatkan perusahaanya di sana. Lokalnya saja sebetulnya tidak besar," ucap Tito, Rabu (21/6).
Tito menjelaskan, salah satu penyebab perusahaan Tiongkok tidak melakukan pencatatan sahamnya di Indonesia karena adanya aturan Undang-Undang (UU) yang mewajibkan suatu perusahaan yang ingin menjadi perusahaan publik di Indonesia harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau perusahaan Indonesia mau ke Singapura bisa, karena ada perbedaan hukum. Mereka ke kita tidak bisa, karena sudah disebut yang listing itu PT," sambung Tito.
Beberapa perusahaan asal Indonesia sendiri saat ini tercatat pada sejumlah bursa efek di Singapura (Singapore Exchange Limited/SGX), salah satunya, yakni PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA). Disamping itu, ada pula perusahaan Indonesia yang melantai di bursa efek New York (New York Stock Exchange/NYSE), yakni PT Telekomunikasi Indonesia.
"Telekomunikasi Indonesia bisa listing di New York karena pakai yang namanya American Depositary Receipt (ADR). Jadi dia akalin, saham dimasukin satu perusahaan, perusahaan ini yang listing," papar Tito.
Kendati menargetkan kapitalisasi pasar modal di tanah air bisa melaju, Tito menegaskan, bukan perihal mudah untuk mengganti UU yang terkait izin untuk mencatatkan saham di BEI.
Untuk mengatasi kondisi ini, BEI memiliki solusi bagi perusahaan asing yang ingin melantai di BEI. Hal ini bisa dilakukan melalui
Indonesian Depository Receipt (IDR)."Sahamnya itu nanti dimasukin ke satu PT di Indonesia, kemudian PT di Indonesia itu yang mencatatkan sahamnya. Skema sudah ada, tapi tidak ada yang mau karena sulit," jelas Tito.
Selain itu, sebab lainnya yang membuat perusahaan asing enggan melantai di BEI, yaitu kapitalisasi pasar yang masih kecil. Perusahaan asing pun menurut dia, tentunya akan lebih memilih negara yang memilki kapitalisasi pasar yang besar untuk melantai, seperti bursa efek di Amerika Serikat.
"Ya kalau
market cap di sana lebih besar untuk apa listing di sini. Jadi, besarin dulu pasar kita," kata Tito.
Beberapa strategi untuk menumbuhkan emiten demi menggenjot kapitalisasi pasar di tanah air saat ini pun telah disusun oleh BEI. Beberapa stretagi yang telah disusun itu, diantaranya memudahkan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik, menambah jumlah investor, dan membuat margin trading.
Sebagai informasi, BEI menargetkan kapitalisasi pasar modal Indonesia dapat membalap total aset perbankan yang mencapai Rp6.500-Rp6.750 triliun.