Jakarta, CNN Indonesia -- PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) akan menambah Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro (PLTM) di Sulawesi Selatan dengan kapasitas sebesar 10 megawatt (MW).
Direktur Utama Megapower Makmur Kang Jimmy menjelaskan, perusahaan akan menggunakan sebagian raihan dana penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dalam membangun PLTM tersebut.
Namun, ia belum dapat merinci detil jumlah dana yang akan digelontorkan untuk itu. Yang pasti, untuk membangun PLTM berkapasitas 5 MW diperlukan dana US$15 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai proyeknya masih dalam kajian," ucap Jimmy secara singkat, Rabu (5/7).
Asal tahu saja, perusahaan meraih dana sebesar Rp49,02 miliar dari gelaran IPO. Rencananya, 50 persen dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran utang, sementara sisanya untuk tambahan modal perusahaan.
Dengan demikian, total dana yang dapat digunakan untuk perkembangan ekspansi PLTMH tersebut kurang jika hanya mengandalkan dana IPO. Untuk itu, perusahaan tengah mengkaji opsi lain.
"Kami akan bahas dulu dengan manajemen, kami akan selesaikan untuk izin dan kontraknya. Opsi pendanaan bisa dari bank," papar dia.
Manajemen menargetkan proyek PLTM dapat rampung dalam dua tahun ke depan, atau pada 2019. Dengan adanya proyek tersebut, perusahaan berharap pendapatan akan terdongkrak.
"Dampaknya akan ke pendapatan, tapi masih jauh," terang dia.
Sekadar informasi, perusahaan memiliki delapan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), diantaranya PLTD Toboali, Mentok, Bengkalis, Toboali 2, Selat Panjang, Siak, Pilang, dan Sungai Apit. Sementara, perusahaan juga memiliki PLTM di Sulawesi Selatan 2x2.250 kW.
Adapun, Megapower Makmur menjadi emiten pertama di semester II 2017 yang melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 245.100.000 saham atau 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.