Produsen Beras Maknyus Ramal Penjualan Semester I Turun

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jul 2017 07:46 WIB
Penurunan penjualan Tiga Pilar Sejahtera Food tersebut disebabkan merosotnya penjualan beras yang mencapai 12 persen (yoy) menjadi Rp2,1 triliun.
Pada semester pertama tahun ini, penjualan beras tiga pilar diproyeksi turun 12 persen menjadi Rp2,1 triliun. (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) memperkirakan penjualan kotor sepanjang semester I 2017 turun 7 persen menjadi Rp3,37 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp3,63 triliun.

Direktur Keuangan Sjambiri Lioe memaparkan, estimasi penurunan tersebut disebabkan merosotnya penjualan beras yang mencapai 12 persen dari Rp2,4 triliun menjadi Rp2,1 triliun.

"Beras hanya Rp2 triliun, kalau dilihat detil semester I 2017 dibandingkan semester I 2016 yang tumbuh banyak dari produk food itu bihun lalu mie dan snack," terang Sjambiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila dilihat, perusahaan mengestimasikan total penjualan produk makanan tumbuh 6 persen menjadi Rp1,26 triliun dari Rp1,19 triliun. Lebih rinci, bihun menyumbang pertumbuhan paling tinggi hingga 10 persen, sedangkan biskuit diestimasikan anjlok 32 persen.

Kendati penjualan kotor diproyeksi turun, tetapi perusahaan mengestimasikan penjualan hingga akhir tahun mampu tumbuh 8 persen. Bila tercapai, Tiga Pilar dapat membukukan penjualan sebesar Rp7,24 triliun dari total penjualan akhir tahun 2016 Rp6,7 triliun.

Menurut Sjambiri, penjualan produk biskuit akan tumbuh pada semester kedua. Pasalnya, perusahaan optimis mendapatkan kontrak baru untuk memproduksi biskuit senilai Rp400 miliar.

"Biskuit memang ramainya pada kuartal III dan IV. Tren itu muncul dan konsisten di 2015 dan 2016," kata Sjambiri.
Seperti diketahui, anak usaha Tiga Pilar yang bergerak dalam bisnis produksi beras, PT Indo Beras Unggul (IBU) baru-baru ini berurusan dengan satuan tugas (satgas) pangan. Beras milik PT IBU yang ditempatkan di Bekasi sebanyak 1.161 ton disegel karena tuduhan menimbun beras.

Manajemen PT IBU mengklaim, pihaknya tidak menimbun melainkan hanya menyimpan stok tersebut untuk penjualan pekan depan. Hal ini pun, jelas Direktur Independen Jo Tjo Seng, merupakan hal yang wajar dilakukan oleh perusahaan.

"Kami pasarkan ke seluruh Indonesia, ini jadi wajar," terang Jo.
Adapun, tuduhan lainnya yang menyebut perusahaan juga melakukan monopoli dan oligopoli juga dibantah oleh Jo. Pasalnya, pangsa pasar PT IBU sendiri berada dibawah satu persen. Sementara, rata-rata konsumsi beras nasional sekitar 2 juta-3 juta ton.

Selain itu, PT IBU juga dituduh membeli beras medium IR 64 untuk dikemas dan dijual dengan harga premium. Jo mengatakan, perusahaan tidak menyangkal hal itu. Hanya saja, terdapat beberapa parameter fisik tertentu yang dilakukan PT IBU sehingga produknya dijual dengan harga premium.

"Kriteria itu berdasarkan parameter fisik, bukan jenis atau varietas," tutup Jo.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER