Jakarta, CNN Indonesia -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masih akan melakukan evaluasi terkait upaya merger dan akuisisi (M&A) demi menumbuhkan perkembangan bisnis perusahaan.
Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen menjelaskan, jumlah evaluasi yang dilakukan perusahaan untuk M&A sebanyak 10, termasuk perusahaan dari dalam negeri dan luar negeri yang bergerak dalam sektor financial technology (fintech), e-commerce, dan tekonologi komunikasi.
"Tetapi dari 10 itu belum ada yang masuki tahap final. Jadi, masih belum ada rencana yang clear (tuntas)," ujarnya, Senin (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, perusahaan telekomunikasi pelat merah itu masih enggan menyebut rencana M&A 10 perusahaan tersebut. Pasalnya, rencana itu masih dibahas di internal dan terus berubah.
Sementara itu, perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan konsolidasi menara yang dimiliki oleh anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan Telkom.
Selain itu, opsi lainnya untuk mengembangkan bisnis perusahaan, Telkom juga berencana untuk mendorong Mitratel melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
"Lalu, juga ada opsi backdoor listing, semua masih kami bahas urutannya bagaimana," kata Direktur Digital and Strategyc Portofolio, David Bangun.
David menyatakan, perusahaan juga berencana melakukan akuisisi salah satu menara milik perusahaan lain. Namun, untuk memutuskan rencana bisnis perusahaan, Telkom mengaku belum menyewa bisnis konsultan sampai saat ini.
Sekadar informasi, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp64,02 triliun atau naik 13,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp56,45 triliun. Sementara, laba bersih perusahaan naik 21,9 persen menjadi Rp12,1 triliun.