Jakarta, CNN Indonesia -- Penjual kambing di musim Idul Adha 1438 H mengaku mengalami penurunan penjualan sebanyak 30-40 persen dibanding tahun lalu.
Salah seorang penjual, Mustafa mengatakan hal itu terjadi lantaran harga kambing yang semakin melambung. Padahal pria paruh baya itu telah turun menurun menjual kambing di Tanah Abang.
"Saya jual 35 ekor kambing dari Rabu pagi, sekarang masih tujuh ekor. Biasanya kalau dudah Lebaran gini sudah habis. Tahun ini agak sepi, turun 30 persen dibanding tahun lalu karena makin mahal memang kambingnya," terang Mustafa saat ditemui
CNNIndonesia.com di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Jumat (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jauh berbeda dengan Mustafa, penjual lain bernama Ader yang menjual sekitar lima puluhan kambing juga merasakan sepinya penjualan tahun ini. Padahal, dia sudah berjualan lima hari sebelum hari raya.
"Saya jualan dari Selasa. Ini masih ada 12 kambing. 40 persen penurunannya dibanding tahun-tahun sebelumnya soalnya harga kambingnya semakin mahal. Kita juga harus rawat kambing, membuat kandang dan jaga di sini," cerita Ader di pinggiran trotoar sekitar Thamrin City.
Ader menerangkan bahwa setiap hari dirinya membeli 20 karung rumput untuk memberi makan pada kambing-kambingnya. Belum lagi, ada biaya pembuatan kandang dari kayu yang bisa menghabiskan sekitar Rp2 jutaan dan uang pengiriman ekor dari Wonosobo.
Kambing yang paling laku dari Ader kira-kira berada di kisaran harga 2-3 jutan. Padahal, Ader juga menyiapkan beberapa ekor kambing 65 kilogram dengan harga mencapai Rp7 juta.
Mustafa dan Ader berniat akan tetap berjualan hingga Minggu atau paling lama Senin untuk menghabiskan dagangan mereka. Jika tak juga habis, maka keduanya berniat tetap menjual kambing hidup atau memotong kambingnya untuk dijual timbangan.
"Kalau enggak habis ya dijual seperti biasa. Harganya masih tinggi, paling baru normal lagi setelah dua bulan usai Lebaran," kata Ader.
Kendati demikian, menjual kambing di trotoar sepanjang jalan K.H Mas Mansyur telah menjadi budaya turun menurun di Kebon Kacang. Para penjual tersebut terbiasa memanfaatkan momen setahun sekali ini untuk mencari keuntungan.
Penjual kambing musiman di Tanah Abang kebanyakan merogoh uang puluhan hingga ratusan juta rupiah sebagai modal berjualan. Ader merogoh Rp150 juta sementara Mustafa mengumpulkan modal Rp60 jutaan.
Kambing-kambing dari berbagai wilayah di Pulau Jawa tersebut dijual dalam kisaran harga Rp3-7 juta rupiah tergantung bobot kambing.