Menteri Perhubungan: Transjabodetabek Kurang Maksimal

CNN Indonesia
Selasa, 19 Sep 2017 10:15 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai Transjabodetabek kurang maksimal karena waktu tempuh perjalanan sulit dideteksi penumpang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai Transjabodetabek kurang maksimal karena waktu tempuh perjalanan sulit dideteksi penumpang. (ANTARA FOTO/Lucky R)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai hasil uji coba sementara Bus Premium Transjabodetabek trayek Bekasi-Jakarta kurang maksimal dalam menarik penumpang.

Budi mengatakan, selama uji coba Transjabodetabek trayek Mega Bekasi-Plaza Senayan pada 7-20 September 2017, hasilnya kurang maksimal karena waktu tempuh perjalanan sulit dideteksi penumpang.

"Saya dengar peningkatan jumlah penumpang Transjabodetabek yang kurang maksimal. Saya coba dari Jakarta Selatan naik taksi, ternyata tidak mudah sampai sesuai waktu di Bekasi. Saya meleset setengah jam tiba di Bekasi. Saya lihat ada kepadatan lalu lintas di atas rata-rata. Kita harus cari solusi," katanya seperti dilansir dari Antara, Selasa (19/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Budi melakukan evaluasi dan menilai jarak area transit bus (shelter) yang kurang terjangkau pemukiman membuat perjalanan penumpang menjadi tidak efisien.


"Saat ini penumpang Transjakarta maupun Transjabodetabek harus menggunakan minimal tiga moda transportasi dari Bekasi munuju Jakarta. Idealnya cukup sekali saja dari tempat tinggalnya menuju ke tempat kerja," katanya di Bekasi, Selasa.

Kondisi itu berdasarkan pengamatan dirinya saat melakukan uji coba menggunakan Taksi online Blue Bird dengan menempuh perjalanan Jakarta Selatan menuju Mega Bekasi Hyper Mal, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, via Tol Jakarta-Cikampek tanpa kawalan voorjrider, Selasa pagi.

Nantinya, Budi menyatakn pihaknya bakal melibatkan Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi untuk mengembangkan trayek point to point guna memangkas pemanfaatan moda transportasi melalui sistem point to point.


"Lakukan sistem trayek point to point. Kami ingin ada kesertaan Pemprov DKI, Pemkot Bekasi dan pengembang perumahan agar pemanfaatan moda transportasi oleh masyarakat dapat dipangkas," katanya.

Lebih lanjut, ia mengaku kerja sama nantinya tersebut berupa pengembangan pola intensif angkutan bus darat berbasis korporasi di daerah yang diproyeksikan dapat menjangkau perjalanan masyarakat dari tempat tinggalnya langsung ke tempat kerja.

"Kerja sama antarperusahaan agar ada alternatif transportasi. Kalau ada Mass Rapid Transit (MRT) masyarakat bisa tetap gunakan bus," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER