Transaksi Bursa Berjangka JFX Naik 14 Persen di Kuartal III

CNN Indonesia
Sabtu, 07 Okt 2017 14:20 WIB
Jakarta Futures Exchange (JFX) mencatat, total transaksi bilateral hingga kuartal III 2017 sebesar 3.025.000 lot dan transaksi multilateral 750 ribu lot.
(Jakarta Futures Exchange (JFX) mencatat, rata-rata transaksi pada kuartal ketiga tahun ini naik 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (jfx.co.id)
Malang, CNN Indonesia -- Jakarta Futures Exchange (JFX) mencatat, total transaksi bilateral (Sistem Perdagangan Alternatif/SPA) hingga kuartal III 2017 ini sebesar 3.025.000 lot dan transaksi multilateral sebesar 750 ribu lot. Angka itu diklaim manajemen rata-rata naik 14 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, secara keseluruhan komoditas olein (minyak sawit cair) masih menyumbang transaksi terbanyak untuk perusahaan, yakni 40 persen. Sementara itu, transaksi komoditas kopi sebesar 35 persen.

"Untuk sisanya 25 persen itu untuk kakao dan emas," kata Stephanus di Malang, Jumat (6/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kenaikan ini didorong karena perusahaan tak berhenti untuk melakukan sosialisasi terkait Bursa Berjangka kepada masyarakat. Namun demikian, ia merasa kenaikan tersebut masih begitu kecil.

Perusahaan menurut dia, bahkan memutuskan untuk menurunkan target transaksi hingga akhir tahun ini. Sebelumnya, transaksi multilateral ditargetkan sebanyak 1,5 juta lot dan bilateral sebanyak 9 juta lot.

"Akhir tahun, target menjadi 1 juta untuk multilateral dan bilateral 4,9 juta-5 juta lot," ungkap dia.

Stephanus mengungkapkan pihaknya akan melakukan pendekatan lebih kepada pialang untuk lebih memasarkan produk Bursa Berjangka secara multilateral kepada investor demi mencapai target perusahaan hingga akhir tahun.

"Kalau bilateral melakukannya tergantung bagaimana pasar, kalau pasar fluktuatif maka investor makin aktif bertransaksi," sambung Stephanus.


Sementara itu, kondisi global juga akan mempengaruhi nafsu investor dalam bertransaksi di Bursa Berjangka. Misalnya saja, jika terjadi gagal panen besar-besaran di luar negeri atau kondisi badai.

"Kalau pas rupiah turun kemarin memang berdampak kepada harga emas, transaksi bergairah sekali, harga emas naik signifikan," jelas Stephanus.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER