Penjualan Kartu Tol Subsidi Diperpanjang Sampai 14 November

CNN Indonesia
Senin, 30 Okt 2017 18:20 WIB
Kementerian PUPR menyatakan, program subsidi 1,5 juta kartu tol elektronik oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan perbankan akan diperpanjang dua pekan.
Kementerian PUPR menyatakan, program subsidi 1,5 juta kartu tol elektronik oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan perbankan akan diperpanjang dua pekan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, program subsidi 1,5 juta kartu tol elektronik oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan perbankan akan diperpanjang dua pekan.

Jika tadinya program ini direncanakan berakhir tanggal 31 Oktober 2017, maka penjualan kartu tol tanpa biaya produksi jadinya akan selesai pada 14 November 2017 mendatang.

Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, program ini diperpanjang karena distribusi kartu masih belum optimal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rencananya, 1,06 juta kartu akan dibagikan secara gratis. Dengan kata lain, masyarakat hanya membayar saldo kartu saja, di mana biaya penyediaan kartu dibayar oleh BUJT dan perbankan. Sementara itu, sisa 440 ribu kartu akan dijual dengan harga diskon.

Namun, hingga 27 Oktober, kartu gratis yang sudah terdistribusi baru mencapai 559.052 kartu. Oleh karenanya, program ini bakal diperpanjang hingga seluruh kartunya habis.

“Ini rencananya di-extend dua minggu sesuai ketersediaan kartunya,” ujar Herry, Senin (30/10).

Vice President Divisi Management Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy Lukman mengatakan, distribusi kartu uang elektronik bersubsidi di ruas-ruas tol perusahannya juga belum optimal.

Penjualan Kartu Tol Subsidi Diperpanjang Sampai 14 NovemberBerbagai produk uang elektronik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Sebab, hingga saat ini, baru sebanyak 266.400 kartu uang elektronik yang telah didistribusikan, atau 70,61 persen dari target penyediaan kartu perusahan sebanyak 377.269 keping.

Menurutnya, ada kemungkinan fenomena ini disebabkan banyak masyarakat yang sebelumnya sudah menggenggam kartu uang elektronik. Hanya saja, kartunya tidak digunakan mengingat transaksi tol non tunai belum bersifat wajib.

“Nah, ketika kebijakan ini diberlakukan, mereka (masyarakat yang sudah menggenggam uang elektronik) memutuskan untuk top up lagi. Ini mungkin jadi penyebab kenapa stok kartunya masih banyak, lebih dari 50 persen,” terangnya.

Nilai Subsidi Miliaran

Raddy mengelak anggapan bahwa kartu-kartu ini memang sengaja disimpan oleh perusahaannya. Sebab, perusahaan sendiri juga berharap agar seluruh kartu ini terdistribusi sempurna sebelum tanggal 31 Oktober 2017.

Terlebih, perusahaan juga telah menggelontorkan Rp8,5 miliar untuk mensubsidi kartu uang elektronik ini.


“Jadi ya setelah tanggal 31 Oktober akan kami habiskan, artinya tidak berhenti. Harganya tetap Rp50 ribu dengan isi Rp50 ribu. Lalu untuk harga kartu Rp100 ribu juga isinya Rp100 ribu,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan bahwa perbankan dan BUJT memberikan subsidi sebesar Rp30 miliar guna menggratiskan biaya kartu pada 1,5 juta uang elektronik yang akan dijual di gerbang tol pada 16 Oktober hingga 30 Oktober 2017.

Subsidi biaya produksi yang diberikan sebesar Rp20 ribu di dalam satu kartu uang elektronik ditanggung oleh BUJT dan perbankan masing-masing sebesar 50 persen.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER