Paradise Papers Bongkar Pajak Si Super Kaya dan Relasi Trump

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 06 Nov 2017 08:13 WIB
Muai dari sekretaris perdagangan Donald Trump, penggalangan dana Perdana Menteri Kanada, perusahaan Ratu Inggris, hingga Apple, Nike, serta Uber.
Muai dari sekretaris perdagangan Donald Trump, penggalangan dana Perdana Menteri Kanada, perusahaan Ratu Inggris, hingga Apple, Nike, serta Uber. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 13,4 juta dokumen mengungkapkan hubungan antara Rusia dengan sekretaris perdagangan Presiden AS Donald Trump, transaksi rahasia penggalangan dana untuk Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau hingga perusahaan cangkang luar negeri milik Ratu Inggris dan lebih dari 120 politisi di seluruh dunia.

Seperti dilansir dari International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), dokumen-dokumen yang bocor itu dijuluki Paradise Papers. Dokumen tersebut menunjukkan betapa dalamnya sistem keuangan perusahaan cangkang offshore yang selama ini dikenal untuk menghindari pajak.

Perusahaan cangkang tersebut digunakan oleh para pemain politik dunia, kekayaan pribadi dan perusahaan raksasa termasuk Apple, Nike, Uber dan perusahaan global lainnya yang menghindari pajak melalui manuver pembukuan yang semakin imajinatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, salah satu laman perusahaan cangkang mengarah ke sekretaris perdagangan Donald Trump, yaitu konglomerat Wilbur Ross, yang memiliki saham di perusahaan pelayaran dan tercatat menerima pendapatan lebih dari US$68 juta sejak 2014 dari perusahaan energi Rusia yang dimiliki oleh menantu Presiden Rusia Vladimir Putin.

[Gambas:Videofb]
Secara keseluruhan, hubungan perusahaan cangkang luar negeri dari dokumen itu juga mencatat selusin penasihat, anggota kabinet dan penyumbang dana besar untuk Donald Trump.

Data baru ini berasal dari dua perusahaan cangkang offshore dan juga 19 perusahaan yang dikelola oleh pemerintah.

Bocoran tersebut diperoleh surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung dan dibagikan dengan ICIJ yang memiliki jaringan lebih dari 380 wartawan di 67 negara.


Wealth Manager sekaligus Profesor Business School Copenhagen, Brooke Harrington mengatakan, industri perusahaan cangkang offshore membuat orang miskin semakin miskin dan memperdalam jurang ketimpangan kesejahteraan.

"Ada sekelompok kecil orang yang tidak tunduk pada hukum seperti kita semua, dan itu sengaja. Orang-orang ini 'menjalani mimpinya' menikmati manfaat masyarakat tanpa tunduk pada kewajibannya," kata Harrington, dikutip Senin (6/11).


Namun, ICIJ menyatakan, terdapat legitimasi terhadap penggunaan jasa perusahaan cangkang offshore dan trust. ICIJ tidak menyatakan dan memberikan sugesti bahwa perusahaan yang tercatat dalam dokumen tersebut melanggar hukum atau bertindak tidak sesuai.

ICIJ juga menyatakan, banyak tokoh yang memiliki kesamaan nama dengan orang lain. Lembaga tersebut mengimbau untuk melakukan konfirmasi terkait identitas individu atau perusahaan yang tercatat. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER