Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan masih memperkirakan defisit anggaran hingga akhir tahun ini sebesar 2,67 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari target APBN-P sebesar 2,92 persen terhadap PDB.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil menjelaskan, perkiraan realisasi tersebut memperhitungkan optimalisasi penerimaan dari sektor pajak maupun penyerapan belanja negara hingga akhir tahun yang diperkirakan mencapai sekitar 95 persen. Adapun hingga Oktober, penerimaan pajak tercatat baru mencapai 67,7 persen.
"Kami sudah buat proyeksi untuk dua bulan ke depan, dan kami masih yakin outlook defisitnya di 2,67 persen," ujar Suahasil dikutip dari
Antara, Senin (13/11).
Suahasil mengaku, pihaknya akan memantau pengeluaran pemerintah guna menjaga defisit anggaran. Sebagian pengeluaran negara, menurut dia, masih dihitung ulang, termasuk dana transfer ke daerah hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia pun menyakini proyeksi defisit anggaran tahun ini tidak akan mendekati target dalam APBNP dan masih dibawah batas yang perkenankan dalam UU yaitu sebesar tiga persen terhadap PDB.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran hingga akhir September 2017 telah mencapai Rp275,6 triliun atau sekitar 2,02 persen terhadap PDB.
Realisasi tersebut berasal dari pendapatan negara dan hibah yang telah mencapai Rp1.099,4 triliun atau 63,3 persen dari target serta belanja negara sebesar Rp1.375 triliun atau 64,5 persen dari pagu.
Sementara itu, target defisit anggaran dalam APBNP 2017 diproyeksikan sebesar Rp397,2 triliun atau 2,92 persen terhadap PDB.
(agi)