Pilkada Diprediksi Dongkrak Laju Ekonomi 2018

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 23 Nov 2017 20:11 WIB
Laju pertumbuhan ekonomi 2018 dinilai bakal lebih kencang dibandingkan tahun ini berkat gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 171 daerah.
Laju pertumbuhan ekonomi 2018 dinilai bakal lebih kencang dibandingkan tahun ini berkat gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 171 daerah. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Laju pertumbuhan ekonomi 2018 dinilai bakal lebih kencang dibandingkan tahun ini berkat gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 171 daerah.

Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Aliyahdin Saugi memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan ada pada kisaran 5,2 hingga 5,3 persen.

"Pilkada biasnya menopang 0,1 hingga 0,2 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB)," tuturnya dalam konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun politik, Aliyahdin mengungkapkan, likuiditas dan uang yang beredar di masyarakat biasanya akan meningkat sehingga bakal mendongkrak daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli akan berimbas positif pada sektor konsumsi.


Namun demikian, Aliyahdin mengingatkan masih ada risiko ketidakpastian ekonomi. Pasalnya, investor bisa saja menahan untuk melakukan ekspansi di tengah riuhnya dinamika politik nasional.

"Sentimen itu akan membuat volatilitas di Indeks Harga Saham Gabungan," ujarnya.

BNP Paribas memperkirakan IHSG tahun depan berpeluang naik 10 persen ke level 6.600 hingga 6.700.


Di tempat yang sama, Presiden Direktur BNP Paribas Vivian Secakusuma mengungkapkan pasar keuangan memang cenderung bergerak lebih fluktuatif pada tahun politik. Namun, Vivian mengingatkan di balik risiko pasti ada peluang.

Vivian mencontohkan, pada tahun 2008 indeks tergerus hingga 50 persen. Bagi investor yang mencairkan investasinya pada tahun tersebut tentu merugi. Namun, bagi investor yang masuk ke pasar dan menempatkan investasinya hingga tahun 2009, tentu keuntungan besar yang diperoleh. Pasalnya, tahun 2009, indeks kembali melesat 90 persen.

"Jadi, tahun 2008 bisa jadi tahun kesempatan," ujar Vivian.

(lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER