Bappenas Kaji Tiga Kandidat Ibu Kota Baru RI

Setyo Aji Harjanto | CNN Indonesia
Jumat, 15 Des 2017 10:28 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebut ketiga kandidat lokasi baru ibu kota Indonesia berada di luar Jawa.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebut ketiga kandidat lokasi baru ibu kota Indonesia berada di luar Jawa. (REUTERS/Iqro Rinaldi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, terdapat tiga kandidat lokasi yang akan diproyeksikan menjadi ibu kota negara baru. Ketiga lokasi tersebut berada di luar Pulau Jawa.

"Pokoknya saya tetep pada posisi mau berapa lokasi yang penting di luar jawa? ujarnya saat ditemui setelah Seminar Outlook Pasar Modal 2018 di Jakarta Kamis (14/12).

Untuk pendanaannya, Bambang mengatakan akan melibatkan pihak swasta. Saat ini, menurut Bambang, pemerintah sudah memiliki sistem kerja sama dengan badan usaha yang dapat digunakan untuk mendanai pembangunan infrastruktur calon ibu kota baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kita kembangkan dari situ pasti ada modifikasi, tapi intinya ada urusannya sama properti gitu aja. Pokoknya akan cari skema yang terbaik tidak memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak main sewa sewaan, tanahnya tanah pemerintah kok," tuturnya.

Bambang menjelaskan, Jakarta akan tetap berfungsi sebagai pusat bisnis. Hanya saja, pemerintah ingin mencari sumber pertumbuhan baru terutama di luar Pulau Jawa. Ia mencontohkan Amerika Serikat yang memiliki Washington DC sebagai ibu kota dan New York sebagai pusat bisnis.

"Tentunya kota yg didesain nantinya tidak hanya pusat pemerintahan tapi dia juga akan didukung fasilitas ekonomi pendukungnya jadi dia tidak hanya bergantung pada pemerintahan," jelas dia.

Sementara itu, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai, eksekusi rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota memang membutuhkan keberanian besar. Sebab, tak hanya membutuhkan kajian dan kesiapan infrastruktur yang matang, pemindahan diyakini tak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan dengan biaya yang murah.

"Pasti butuh biaya karena infrastruktur. Tapi kalau tidak dimulai sekarang kapan? Semua butuh keberanian dan sepertinya memang kalau melihat kepadatan Jakarta, perluasannya sudah susah," terang Pengurus Pusat ISEI Destry Damayanti.

Destry melihat, faktor utama yang membuat pemindahan ibu kota menjadi perlu adalah adanya kebutuhan penyebaran pembangunan dan pemerataan ekonomi ke daerah lain. Dengan demikian ekonomi yang bertumbuh kencang tak hanya terpusat di DKI Jakarta yang saat ini sudah sangat padat.

Selain itu, ia melihat, langkah pemindahan ibu kota sebenarnya bukanlah tidak mungkin. Sebab, beberapa negara sudah berhasil melakukannya. "Misalnya di Amerika Serikat (AS), pemerintahannya di Washington dan pusat kotanya di New York. Di China juga sama," katanya.

Pemerintah sebelumnya mewacanakan pemindahan ibu kota mengingat Indonesia perlu menciptakan pusat perekonomian baru yang selama ini terpusat di Jakarta khususnya, dan pulau Jawa pada umumnya.

Salah satu kandidat kuat yang sempat mencuat adalah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Sebelumnya, kota Palangka Raya juga sempat menjadi kandidat ibu kota di era Presiden Soekarno. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER