Pelaku Bisnis Indonesia Dinilai Paling Optimis di Dunia

Lavinda | CNN Indonesia
Jumat, 02 Feb 2018 09:50 WIB
Pelaku bisnis di Indonesia disebut-sebut memiliki tingkat optimisme paling tinggi di dunia dengan skala penilaian mencapai 100 persen.
Pelaku bisnis di Indonesia disebut-sebut memiliki tingkat optimisme paling tinggi di dunia dengan skala penilaian mencapai 100 persen. (Ilustrasi/KBRI Dar es Salaam).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku bisnis di Indonesia disebut-sebut memiliki tingkat optimisme paling tinggi di dunia dengan skala penilaian mencapai 100 persen.

Hal itu terungkap dalam laporan bertajuk "Asia Pacific: trading and thriving" yang diterbitkan Grant Thornton, sebuah organisasi global penyedia jasa audit, konsultasi pajak dan advisory.

Berdasarkan hasil survei Grant Thornton, optimisme pelaku bisnis di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan rerata negara di Asia Tenggara dan Asia Pasifik (APAC) yang keduanya berada di level 58 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, optimisme akan adanya peningkatan penjualan dalam usahanya juga diyakini 72 persen pelaku bisnis di Indonesia, lebih tinggi dari rerata di Asia Tenggara yang hanya 58 persen dan APAC di 67 persen.

"Tiga faktor pendukung utama yang diyakini pelaku bisnis di Indonesia yaitu peningkatan secara konsisten jumlah kelas menengah, peningkatan kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan pengembangan infrastruktur lokal," kata Head of Tax Grant Thornton Indonesia Tommy David seperti dikutip dari Antara, Kamis(1/2).

Di sisi lain, David meyakini tingkat optimisme di Tiongkok, Jepang dan negara utama lain di Asia menjadi faktor pendorong eksternal tingginya optimisme di Indonesia.

Kendati demikian, Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, beberapa potensi area pengembangan di Indonesia masih berada di bawah rata-rata kawasan. Sektor yang dimaksud ialah terkait peningkatan investasi di bidang riset dan pengembangan, serta bidang teknologi.

"Pelaku bisnis di Indonesia diharapkan mampu menyikapi berbagai data positif perekonomian Asia Pasifik dengan mengatur strategi perdagangan mereka sebaik-baiknya," ujar Gani.

Selain itu, pelaku usaha diimbau melakukan evaluasi sedini mungkin atas kebutuhan area pengembangan yang menunjang industri mereka demi menjaga tumbuhnya bisnis secara berkesinambungan.

Laporan terbaru Grant Thornton itu memang mencatat pergerakan positif ekonomi di Kawasan Asia Pasifik yang tergambar dari level optimisme bisnis mencapai titik tertinggi selama dua tahun terakhir, yaitu di angka 41 persen.

Perekonomian yang cukup dinamis digerakkan oleh dua kekuatan ekonomi, Tiongkok dan Jepang, dan didukung meningkatnya perdagangan di negara-negara Asia Pasifik.

Hasil survei mencatat, 46 persen pelaku bisnis percaya "One Belt One Road" atau OBOR yang diinisiasi pemerintah Tiongkok dengan kesiapan dana mencapai US$5 triliun untuk program infrastruktur di Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika, akan menjanjikan kesempatan pertumbuhan ekonomi yang cerah.


Optimisme bisnis di Asia Pasifik didorong fakta bahwa 50 persen dari pelaku bisnis memiliki keyakinan cukup tinggi akan stabilitas kondisi geopolitik di kawasan Asia Pasifik yang tentunya akan menciptakan iklim bisnis kondusif untuk perdagangan bebas setidaknya lima tahun ke depan.

Riset Grant Thornton juga menunjukkan, beberapa kemitraan perdagangan antar negara seperti MEA yang dibentuk 2015 lalu turut mendorong tumbuhnya kesempatan bisnis.

Tak hanya itu, Kemitraan TransPasifik (TPP) juga dianggap mampu memperkuat hubungan dagang dan ekspor antar negara anggota walaupun Amerika Serikat menarik dukungannya tahun 2017. (lav/antara/bir)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER