Dapat 'Bintang Empat', Citilink Tahan Diri Kerek Harga Tiket

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 09 Feb 2018 10:49 WIB
PT Citilink Indonesia tak ingin terburu-buru mengerek tarif penerbangan kendati baru saja mendapat 'bintang empat' dari Skytrax.
PT Citilink Indonesia tak ingin terburu-buru mengerek tarif penerbangan kendati baru saja mendapat 'bintang empat' dari Skytrax. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Singapura, CNN Indonesia -- PT Citilink Indonesia tak ingin terburu-buru mengerek tarif penerbangan domestik maupun internasional kendati baru saja mendapat penghargaan dari Skytrax, lembaga pemeringkat maskapai penerbangan global yang berbasis di Inggris.

Skytrax baru saja memberi status maskapai penerbangan biaya murah (Low Cost Carriers/LCC) 'bintang empat' ke anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk itu.

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan, hal ini karena perusahaan ingin memanfaatkan pamor 'bintang empat' dengan tarif yang berlaku saat ini, untuk menarik lebih banyak penumpang lebih dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Yang penting kami sesaui dengan standar internasional dulu, kemudian layanan harus dipertahankan. Kalau sudah stabil, baru kami pikirkan bahwa harga itu akan disesuaikan," ujar Juliandra di sela perhelatan Singapore Airshow 2018, Kamis (8/2).

Bersamaan dengan itu, perusahaan memang akan menjalankan strategi untuk memperbesar kontribusi pendapatan dari penerbangan internasional pada tahun ini.

Kontribusi pendapatan dari rute internasional diharapkan mencapai kurang dari 10 persen dari total pendapatan, dari yang sebelumnya tidak ada.

"Karena saat ini masih carter. Nah, carter ini kontribusinya (ke pendapatan) sekitar 15-20 persen pada tahun lalu," terangnya.

Untuk itu, rute penerbangan internasional langsung akan mulai dibuka pada kuartal I ini, yaitu dengan menyediakan penerbangan Jakarta-Penang dan sebaliknya.

"Lalu, ke Bangkok (Thailand) pada kuartal II dan kemungkinan kami akan terbang ke regional lain (Asean), misalnya ke Singapura," jelasnya.

Sementara alasan lain soal tarif, sambungnya, perusahaan masih perlu menunggu kepastian penentuan tarif batas bawah dan atas dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sebab, dengan standar tarif tersebut, seluruh maskapai perlu menyesuaikan tarif penerbangan kepada penumpang sesuai dengan standar tersebut.


"Kami harapkan ini (kajian tarif batas bawah dan atas) selesai pada tahun ini, sehingga tahun depan sudah lebih pasti apakah akan ada penyesuaian tarif atau tidak," katanya.

Pada tahun ini, Citilink menargetkan jumlah penumpang naik 22,4 persen, yaitu dari realisasi tahun lalu sebanyak 12,5 juta penumpang menjadi 15,3 juta penumpang. Tahun lalu, Citilink berhasil melampaui targetnya yang dibidik di angka 12 juta penumpang.

Sementara, ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) diharapkan meningkat dari tahun lalu sekitar 84-85 persen. Lalu, waktu pemanfaatan pesawat (utilisasi) ditargetkan meningkat menjadi 10 jam 36 menit, dari tahun lalu 8 jam 4 menit. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER