Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tanpa awak (
drone), yang sering digunakan untuk fotografi udara, saat ini tengah menjadi hobi yang cukup tren di Indonesia. Banyak yang rela merogoh kocek jutaan, bahkan puluhan juta untuk memuaskan hasratnya memiliki benda 'canggih' tersebut.
Namun, sebelum menjadi tren dan banyak dijual seperti saat ini, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro)
Satya Heragandhi mengaku sudah lebih dulu 'memainkan'
drone hasil rakitannya sendiri.
"Empat tahun lalu, saat
drone belum tren seperti sekarang, saya merakit sendiri. Memang tidak selalu berhasil, ada juga yang gagal terbang dan jatuh," ujar Satya kepada
CNNIndonesia.com, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) Universitas Indonesia ini mengaku, merakit barang elektronik sudah menjadi hobi-nya sejak dulu. Ia bahkan sempat merakit sendiri lampu LED dan alat pemanggang
(roasting) kopi.
"Pas saya coba mesin
roasting kopinya sudah mau berhasil, lalu pada saat terakhir tiba-tiba terbakar," kata Satya sambil tertawa.
Kini, setelah
drone banyak dijual di Indonesia dengan spesifikasi yang canggih, Satya pun mengaku tak lagi merakit drone sendiri. "Sekarang drone yang dijual banyak yang hasilnya bagus dan stabil, jadi saya beli saja," ungkap dia.
Selain untuk kesenangan sendiri,
drone, Satya juga sering menggunakan alat tersebut dalam pekerjaannya.
Drone, menurut dia, berguna untuk memantau progres proyek-proyek infrastruktur yang saat ini tengah dikerjakan Jakpro.
 Done sering digunakan Direktur Utama Jakpro Satya Heragandhi untuk memantau progres proyek yang tengah dibangun Jakpro. (AFP PHOTO / JOSH EDELSON) |
Hobi Satya menggunakan
drone, juga tak terlepas dari hobi-nya pada fotografi. Setiap kali melakukan perjalanan, baik untuk urusan dinas maupun liburan, ia selalu menyempatkan diri untuk memfoto objek-objek yang menarik di tempatnya singgah.
"Setiap saya pergi, hiburan saya paling foto, selalu saya sempatkan bawa kamera. Misalnya
meeting pagi, malamnya selalu saya sempatkan jalan memotret," tutur Satya.
[Gambas:Instagram]Hasil jepretannya tersebut, biasanya ia unggah di laman Facebook, Instagram, atau website pribadinya. Ia bercerita, hasil jepretannya pernah pula dipakai di salah satu majalah milik perusahaan pesawat.
"Kalau kita bisa bikin foto yang bagus, sama dengan kita sedang mencari pahala dengan berbagi. Saya senang saat orang menikmati itu (hasil karyanya), bukan pada saat orang memuji," tutur Satya.
Meskipun gemar fotografi, ia mengaku, tidak banyak mengoleksi kamera. Pasalnya, sang istri saklek, meminta Satya melepas kamera lama jika hendak membeli kamera baru.
"Di rumah ada aturan, saya cuma boleh beli kamera kalau kamera yang lama sudah saya lepas, entah saya jual atau saya kasih ke saudara," pungkas Satya sambil terkekeh.
(agi)