Kuartal I 2018, Defisit Anggaran Capai 0,58 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada kuartal I 2018 mencapai 0,58 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp85,8 triliun.

"Realisasi defisit kuartal I APBN 2018 turun dibandingkan periode yang sama, bahkan dalam tiga tahun terakhir," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengutip Antara, Senin (16/4).

Ia merinci defisit anggaran 2015 sebesar 0,71 persen terhadap PDB. Kemudian meningkat pada 2016 mencapai 1,13 persen terhadap PDB, dan akhir tahun lalu menjadi 0,76 persen terhadap PDB.

Lihat juga: Pengamat: Model Pertumbuhan Ekonomi RI Ciptakan Kesenjangan

Realisasi defisit anggaran tahun ini berasal dari selisih pendapatan negara yang sebesar Rp333,8 triliun dengan belanja mencapai Rp419,6 triliun.

Adapun, pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan sebesar Rp262,4 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp71,1 triliun, dan hibah sekitar Rp300 miliar.

Sementara, realisasi belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp234 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa Rp185,6 triliun.

Untuk realisasi belanja pemerintah pusat, yakni belanja Kementerian/Lembaga Rp103,1 triliun dan belanja non-K/L Rp130,8 triliun.

Lihat juga: BI: Rating Moody's Jadi Bukti Ekonomi Domestik Tahan Banting

Pembiayaan anggaran juga sudah mencapai Rp149,8 triliun atau sekitar 46 persen dari target Rp325,9 triliun karena strategi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sejak awal tahun.

Menurut Sri Mulyani, realisasi yang positif memperlihatkan bahwa kinerja APBN makin baik dan menjadi insentif bagi perekonomi untuk tumbuh lebih kencang.

"Kami melihat tren APBN semakin baik dan semakin sehat," jelasnya. (bir)