Jakarta, CNN Indonesia -- Rilis data inflasi Agustus yang akan dikeluarkan Badan Pusat Statistik
(BPS) awal pekan ini diperkirakan akan menjadi satu-satunya sentimen penggerak utama pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) Senin (3/9).
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan kalau rilis data inflasi Agustus ternyata buruk, IHSG bisa tertekan.
Meskipun demikian, ia memperkirakan tekanan tidak akan terlalu besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IHSG hanya akan bergerak di area konsolidasi cenderung melemah.
Aditya mengatakan selain inflasi, pergerakan IHSG juga akan mendapatkan pengaruh dari krisis ekonomi Turki dan Argentina.
Ia memperkirakan sepekan ini IHSG akan bergerak di kisaran
support 5.860-5.930 dan
resistance 6.000-6.100.
Sementara itu analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan IHSG akan melemah.
"Pelemahan dipicu oleh penurunan nilai tukar rupiah yang masih berlanjut," katanya dalam riset seperti dikutip, awal pekan ini.
Dengan sentimen negatif tersebut, Dennies memperkirakan IHSG hanya akan bergerak di kisaran
support 5.914-5.966 dan
resistance 6.070-6.044.
Informasi saja, IHSG sepanjang pekan lalu berhasil menguat tipis 0,83 persen ke level 6.018 dari pekan sebelumnya di level 5.968.
Sementara, bursa saham Wall Street bergerak bervariasi akhir pekan lalu. Dari tiga indeks utama, hanya Dow Jones yang turun 0,09 persen.
Kemudian, S&P500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 0,01 persen dan 0,26 persen.
(agt)