Lahan KEK Morotai Sudah Bebas 240 Hektare

Sahril Abullah | CNN Indonesia
Selasa, 04 Sep 2018 10:46 WIB
Pengadaan lahan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai masih terganjal karena dari 500 hektare yang diperlukan sudah bebas 240 hektare.
Ilustrasi Morotai. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadaan lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai sampai saat ini masih terganjal. Dari total 500 hektare lahan yang diperlukan, sampai saat ini yang sudah dibebaskan baru sekitar 240 hektare.

Meskipun demikian, Direktur Utama PT Jababeka Morotai Basuri T Purnama mengatakan bahwa permasalahan tersebut tak akan mengganggu pengembangan KEK Morotai. "Karena membangunnya secara bertahap," katanya Senin (3/9).

Basuri mengatakan telah melaporkan perkembangan persiapan KEK Morotai kepada Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba. Selain melaporkan, pihaknya juga sudah bersama gubernur juga menentukan waktu peresmian KEK oleh Presiden Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi peresemian masih menunggu jadwal Istana," katanya.

KEK Morotai difokuskan pada dua sektor, yaitu kawasan wisata dan industri perikanan.


Basuri mengatakan bahwa untuk fokus pariwisata ditargetkan 1.000 homestay dibangun. Tapi sampai saat ini, Jababeka selaku pengelola baru berhasil membangun 41 unit saja.

Sementara itu untuk industri perikanan, sampai saat ini pengembangan masih terganggu oleh baik masalah lahan maupun izin. "Kami sudah ajukan izin tapi Kementerian Kelautan dan Perikanan belum keluarkan. Jadi saat ini kami fokus ke sektor pariwisata dulu," katanya.

Selain masalah-masalah tersebut, pengembangan KEK Morotai juga masih terkendala infrastruktur. 

Basuri mengatakan bahwa keberadaan Bandar Udara Leo Wattimena penting untuk dikembangkan.

"Kami mau Bandara Morotai ditingkatkan sehingga penerbangan bisa dilakukan Morotai-Jepang, Morotai-Shanghai, Taiwan-Morotai. Jangan ada lagi transit," tutur Basuri.


Catatan redaksi: Judul artikel ini diubah dari sebelumnya “Lahan KEK Morotai Baru Bebas 10 Hektare”, karena kesalahan interpretasi. Redaksi mohon maaf atas ketidaknyamanan yang diakibatkan. Terima kasih.
(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER