Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (
BEI) memperkirakan gejolak
rupiah masih akan terjadi hingga akhir tahun nanti. Namun demikian, fundamental pasar domestik dianggap masih cukup kuat untuk menopang
pasar modal Indonesia.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W Widodo menyebut secara keseluruhan, kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di bursa saham dalam negeri masih menunjukkan perbaikan.
"Fakta bahwa indeks (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) masih bisa di level hampir 6.000 itu menunjukkan bahwa fundamental di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan perusahaan yang terdaftar (di BEI), itu bagus," ujarnya di Gedung BEI, Selasa (4/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, pelemahan rupiah diakui Laksono masih memberikan sentimen terhadap penggerakan pasar modal. "Tetapi, (pelemahan kurs) ini kan di mana-mana terjadi juga," katanya.
Selain karena pengetatan kebijakan moneter di AS, pelemahan rupiah juga terjadi karena sentimen terhadap kondisi negara berkembang lain, seperti di Argentina dan Turki.
Selanjutnya, BEI akan fokus untuk menjalankan proses transaksi perdagangan secara transparan dan lancar. Dengan demikian, investor bisa nyaman untuk menempatkan modalnya di bursa saham.
Hingga akhir tahun, Laksono berharap IHSH masih bisa bertahan di atas level 6.000. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG bertengger di level 5.974,76 atau menguat 7,18 poin dari penutupan sebelumnya.
"Kami melihat, kita (Indonesia) bukan pada kondisi krisis," tegasnya.
(bir)