Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diperkirakan mengakhiri pekan di teritori negatif. Hal ini lantaran indeks
saham sudah terlalu mahal usai menguat beberapa waktu terakhir.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah mengatakan saat ini IHSG berada di area jenuh beli atau
overbought. Alhasil, peluang pasar saham melemah terbuka lebar.
"Diperkirakan IHSG masih rentan tekanan dengan support resistance 6.285-6.355," kata Lanjar dalam risetnya, dikutip Jumat (11/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun begitu, investor tetap bisa melakukan aksi beli sejumlah saham, seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan berpendapat sama, tetapi pelemahan diperkirakan bersifat terbatas karena secara fundamental IHSG masih cukup positif. Pun demikian, secara teknikal memang sudah menunjukkan jenuh beli.
"Secara teknikal IHSG mengindikasikan akan ada pelemahan dalam jangka pendek," ujar Dennies dalam risetnya.
Sementara, dari sisi fundamental, IHSG memiliki dorongan positif dari penguatan nilai tukar rupiah. Pada sore kemarin rupiah semakin kuat di level Rp14.055 per dolar AS.
"Pelemahan diperkirakan terbatas didorong oleh kuatnya nilai tukar rupiah," jelasnya.
Ia memproyeksi koreksi IHSG tak akan tembus sampai di bawah area 6.200. Tepatnya, indeks diramalkan berada dalam support 6.248-6.288 dan resistance 6.348-6.368.
IHSG kemarin berakhir di level tertingginya sepanjang tahun ini, yakni di level 6.328. Pelaku pasar asing masih tercatat beli bersih di pasar reguler sebesar Rp613,1 miliar, sedangkan di all market sebesar Rp771,9 miliar.
Pergerakan positif ini juga terjadi di bursa saham Wall Street. Bila dirinci, Dow Jones menguat 0,51 persen, S&P500 menguat 0,45 persen, dan Nasdaq Composite 0,42 persen.
(aud/bir)