Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla (JK) menilai harga
tiket pesawat yang sempat melonjak drastis merupakan hal wajar. Hal itu dilakukan sejumlah maskapai agar kinerja keuangan tetap sehat dan tak mengalami kerugian dalam jangka panjang.
"Kalau tidak disesuaikan, bisa saja kita nikmati hari ini. Tapi nanti kita tahu juga berapa yang bangkrut," ujar JK di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (14/1).
Jika harga tak dinaikkan, mantan Menteri Perindustrian itu khawatir akan membuat maskapai tutup dan tak beroperasi lagi. Akibatnya, perusahaan penerbangan di Indonesia pun hanya dikuasai beberapa maskapai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kalau ada yang berhenti, tarif akan lebih tinggi lagi. Hati-hati juga, kita harus pertimbangkan unsur itu," katanya.
Di sisi lain, lanjut JK, naiknya harga tiket ini tak lepas dari penguatan kurs mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Hal itu dinilai turut berpengaruh pada biaya perawatan dan pembelian bahan bakar pesawat.
"Kita tahu mereka itu membayar dolar, beli pesawat dengan dolar, beli avtur dengan dolar tapi tarifnya rupiah. Maka mau tidak mau harus ada penyesuaian secara bertahap," ucap JK.
Sebelumnya, maskapai-maskapai di Indonesia memutuskan untuk menurunkan kembali harga tiket penerbangan domestik.
Rentang penurunan harga tiket domestik berkisar 20-60 persen. Penurunan harga menyesuaikan kebijakan maskapai masing-masing.
Kenaikan tarif penerbangan domestik ini menjadi sorotan publik. Netizen bahkan menggalakkan petisi untuk menolak kenaikan harga tiket yang bahkan menembus 100 persen.
Salah satunya petisi dari Nadya Wulandari dengan judul 'Turunkan Harga Tiket Domestik'. Petisi ini dilatarbelakangi kenaikan harga tiket Jakarta-Pontianak yang awalnya seharga sekitar Rp300-Rp400 ribu kini menjadi sekitar Rp800 ribu.
(pris/lav)